RADARSEMARANG.COM, Belajar sebagai suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku. Baik melalui latihan atau pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.
Kesadaran berpikir siswa meningkat baik ketika memperoleh pembelajaran yang dirasa menyenangkan dengan media yang menarik atau dengan metode yang mengesankan.
Di kelas VI SD Negeri Delegtukang, Wiradesa masih terdapat beberapa siswa yang acuh tak acuh ketika mengikuti pembelajaran. Maka, penulis menerapkan metode talking stick pada materi pembelajaran teks pidato pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VI. Penulis meyakini metode tersebut mampu memberikan semangat dan rasa senang dalam pembelajaran.
Pembelajaran materi teks pidato ini memiliki kompetensi dasar pada ranah pengetahuan menggali isi teks pidato yang didengar dan dibaca. Pada ranah ketrampilan menyampaikan pidato hasil karya pribadi dengan menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif sebagai bentuk ungkapan diri.
Indikator capaian belajarnya bahwa siswa mampu menyebutkan pembicara dan pendengar pidato dengan benar, siswa mampu mengidentifikasi unsur-unsur pidato dengan benar. Siswa mampu menjelaskan tempat dan suasana pidato dengan benar dan mampu menuliskan unsur-unsur pidato dengan benar.
Menurut Kurniasih dan Sani (2015:82), model pembelajaran talking stick merupakan satu dari sekian banyak satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat. Tongkat dijadikan sebagai jatah atau giliran untuk berpendapat atau menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pelajaran. Menurut Maufur (2009:88), talking stick merupakan sebuah model pembelajaran yang berguna untuk melatih keberanian siswa dalam menjawab dan berbicara kepada orang lain.
Sedangkan penggunaan tongkat secara bergiliran sebagai media untuk merangsang siswa bertindak cepat dan tepat sekaligus untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi.
Langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada materi teks pidato kelas VI sebagai berikut: pertama, guru melakukan apersepsi dan memberikan motivasi pembelajaran. Guru menjelaskan materi teks pidato secara singkat dan jelas serta menyampaikan tujuan pembelajaran pada saat itu.
Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm. Selanjutnya, materi yang akan dipelajari kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran tersebut dalam waktu yang telah ditentukan.
Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana. Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilakan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan.
Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok. Setelah itu guru memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan. Setelah semuanya mendapat giliran, guru membuat kesimpulan dan melakukan evaluasi, baik individu atau pun secara berkelompok.
Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick adalah dapat menguji kesiapan siswa dalam pembelajaran, dapat melatih siswa memahami materi dengan cepat. Memacu peserta didik untuk lebih giat belajar. Karena peserta didik tidak pernah tahu tongkat akan sampai pada gilirannya dan dapat membuat siswa berani mengemukakan pendapat. Meskipun terdapat kelemahan yaitu membuat siswa senam jantung dan siswa yang tidak siap maka tidak bisa menjawab. (ce2.2/lis)
Guru Kelas VI SD Negeri Delegtukang, Wiradesa