28.4 C
Semarang
Monday, 23 June 2025

Meriahnya Belajar Kepemimpinan melalui Model Pertukaran Kelompok

Oleh : Pajiyem S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, PEMBELAJARAN efektif adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa atau peserta didik untuk belajar keterampilan spesifik, ilmu pengetahuan, dan sikap yang membuat siswa senang. Pembelajaran yang efektif menumbuhkan peserta didik belajar sesuatu yang bermanfaat, seperti fakta, keterampilan, nilai konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama.

Belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan terjadi pada setiap manusia sejak lahir. Proses belajar dapat terjadi karena adanya unsur kesengajaan ataupun tidak disengaja. Kebutuhan dan harapan masyarakat akan mutu pelayanan pendidikan yang baik menjadi faktor pemicu utama inovasi manajemen pendidikan. Efektivitas sekolah dan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah sebagian ditentukan oleh kemampuan sekolah berkomunikasi dengan instansi di atasnya.

Masalah dapat muncul dimana saja, tak terkecuali dalam belajar. Seperti di kelas 6 SDN 02 Domyang dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah ditemukan seperti hal-hal sebagai berikut, guru telah mengajar dengan baik, masih ada siswa belajar dengan giat, dan adapula yang pura-pura belajar. Ada siswa yang setengah hati, bahkan adapula yang tidak belajar. Pada mata pelajaran tematik pada tema kepemimpinan siswa hasil belajar rendah. Padahal pembelajaran kurikulum 2013 mengajak peserta didik untuk belajar kreatif, tetapi harapan malah berkebalikan mereka malas untuk mengikuti pelajaran. Disebabkan guru masih mengajar dengan metode konvensional. Bahkan tidak menggunakan bantuan media pembelajaran.

Padahal di zaman modern ini, banyak model dan media yang bisa dilakukan/dibuat dengan browsing di internet.

Tugas utama guru adalah membelajarkan siswa. Guru bertindak mengajar. Seandainya masalah-masalah di atas tidak segera diatasi, maka akan berdampak pada pencapaian tujuan dari belajar tersebut. Maka penulis melakukan perubahan awal menjadi model pembelajaran aktif group to group exchange. Yang menekankan kegiatan pembelajaran pada pembentukan kelompok belajar siswa dan setiap kelompok diberi satu topik materi untuk dipelajari bersama. Mereka dituntut menguasai materi tersebut, karena setelah diskusi kelompok, siswa diberi tugas berperan menjadi guru yang harus mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

Silbermen (2009:178) menyatakan, pembelajaran group to group exchange yaitu model belajar dimana tugas yang berbeda diberikan pada kelompok yang berbeda, kemudian masing-masing kelompok mengajarkan apa yang mereka pelajari kepada kelompok yang lainnya. Langkah-langkah model ini adalah, pertama, guru memulai pelajaran dengan apersepsi. Kedua, guru menyampaikan skenario pembelajaran dan menyampaikan idenya di depan umum. Ketiga, topik harus menginspirasi terjadinya pertukaran informasi. Keempat, siswa dibagi beberapa kelompok sesuai jumlah topik pelajaran. Berikan waktu untuk berdiskusi dan mempersiapkan diri untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Keenam, setiap kelompok menunjuk salah seorang temannya untuk menjadi juru bicara. Ketujuh, ketika salah satu kelompok selesai presentasi, maka kelompok lain memberikan tanggapan, atau pertanyaan. Kedelapan, setelah semua kelompok selesai presentasi, siswa diarahkan untuk menganalisis mengapa terjadi perbedaan. Kesembilan, guru menglarifikasi jalannya kegiatan dan membuat kesimpulan.

Harapan penulis menerapkan model bertukar kelompok akan memberikan kesempatan dan melatih siswa untuk berperan sebagai guru, sedangkan teman lainnya berani menyampaikan pendapat-pendapatnya di depan kelas. Ataupun belajar mendengarkan/menghormati pendapat dari temannya. (ce3/ida)

Guru SDN 02 Domiyang, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya