RADARSEMARANG.COM, PADA era pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, penting sekali pendidikan karakter pada peserta didik. Dengan adanya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sangat minim sekali untuk memperhatikan peserta didik terutama pada orang tua murid. Untuk meningkatkan nilai sikap spiritual dan nilai sikap sosial, perlu pendidikan karakter bagi peserta didik. Tujuannya, untuk menghindarkan peserta didik dari kurang tertarik dalam pembelajaran, dari kurang bersemangat, dan kurang berinovatif.
Terutama pada pelajaran matematika yang selama ini selalu ditakuti peserta didik jurusan IPS di SMAN 1 Baturetno. Maka perlu mendorong peserta didik mendapatkan nilai lebih dari baik (B) pada sikap spiritual dan sikap sosial. Artinya, pendidikan karakter di sekolah tidak boleh mendapat nilai cukup (C). Itu berpengaruh tidak naik kelas sebagaimana ketentuan dari peraturan pemerintah (Permen).
Memalui belajar logika matematika, peserta didik dapat mengakui, menghargai dan menilai dirinya sendiri. Supaya tidak salah persepsi. Menurut Thursan Hakim (Handayani, 2011:21), belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain.
Logika matematika pada kelas X SMA pada kurikulum K-13, tidak dimasukkan pada Kompetensi Dasar (KD). Padahal logika matematika melatih peserta didik untuk mengubah pola pikir. Belajar logika matematika pada peserta didik akan berpengaruh pada sikap dan pola pikir, yang tidak dapat dipisahkan dengan pendidikan karakter peserta didik.
Pengertian logika adalah untuk menyampaikan hasil pemikiran manusia lewat lisan maupun tulisan sehingga orang lain dapat melihat, mendengar, dan memahami. Pendidikan karakter adalah pendidikan yang berkaitan dengan akhak dan perilaku peserta didik.
Dengan belajar logika matematika, peserta didik dapat menarik kesimpulan yang berpengaruh pada pendidikan karakter kelas XI IPS 2. Awalnya hanya mendapat nilai sikap spiritual dan nilai sikap sosial, baik (B) saja. Maka dapat meningkat dengan signifkan menjadi sangat baik (A). Sehingga dapat juga berpangaruh pada nilai sikap sipiritual dan nilai sikap sosial pelajaran yang lain, seperti mata pelajaran sosiologi, sejarah geografi, dan sebagainya.
Hasil belajar logika matematika akan memberikan motivasi dalam pendidikan karakter peserta didik, seperti kepribadiannya, tingkah lakunya, cara berbicara untuk menyampaikan pendapat, sehingga pola pikirnya akan selalu meningkat. Pendidikan karakter pada peserta didik semestinya diberikan sejak dini agar paham tentang kepribadiannya.
Belajar logika matematika, dapat meningkatkan pola berpikir logis yang berpengaruh pada pendidikan karakter peserta didik. Belajar logika matematika mengubah pola pikir peserta didik untuk meningkatkan kompetensi dalam berbagai bidang, baik dalam belajar formal maupun non formal sesuai dengan harapan. Dapat selesai dengan hasil yang cemerlang, diterima dalam keluarga, masyarakat, agama, nusa dan bangsanya dengan berkarakter. (pg1/ida)
Guru Matematika SMAN 1 Baturetno