RADARSEMARANG.COM, PENDIDIKAN merupakan sistem teratur yang mengemban misi cukup luas. Yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial sampai kepada masalah kepercayaan atau keimanan. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai muatan beban yang cukup berat dalam melaksanakan misi pendidikan tersebut. Lebih-lebih kalau dikaitkan dengan pesatnya perubahan dewasa ini yang sangat berpengaruh terhadap peserta didik dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku. Khususnya terhadap mereka yang masih dalam tahap perkembangan atau transisi mencari identitas diri.
Dalam kaitannya dengan pendidikan karakter, bangsa Indonesia sangat memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang besar dan bermutu untuk mendukung terlaksananya program pembangunan dengan baik. Disinilah dibutuhkan pendidikan berkualitas, yang dapat mendukung tercapainya cita-cita bangsa dalam memiliki sumber daya bermutu. Terkait SDM berkualitas serta hubungannya dengan pendidikan, maka yang dinilai pertama kali adalah seberapa tinggi nilai yang sering diperolehnya.
Setelah penulis mencari informasi, ternyata kebiasaan buruk peserta didik terbentuk melalui lingkungan rumah dan masyarakat sekelilingnya. Banyak orang tua bekerja, anak dititipkan sama neneknya di rumah dengan segala keterbatasan pengawasan. Segala kebutuhan keuangan anak memang tidak ada kekurangan, tetapi dalam hal kebiasaan baik mereka kurang. Hal ini membuat prihatin penulis atau guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) di SDN Sidorejo, Tirto, Kabupaten Pekalongan.
Karena itulah, penulis menerapkan pendekatan karakter, supaya siswa bisa menanamkan pendidikan religius di sekolah. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau pedagogik, berarti bimbingan atau pertolongan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan seseorang atau kelompok lain agar menjadi dewasa untuk mencapai tingkatan hidup atau penghidupam lebih tinggi dalam arti mental.
Menurut Kertajaya, pendidikan karakter yaitu ciri khas yang dimiliki oleh individu atau benda tertentu. Ciri khas tersebut merupakan sifat asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut dan merupakan sebuah mesin yang mendorong bagaimana orang tersebut bertindak, berucap, bersikap dan merespon sesuatu.
Langkah-langkah pendidikan karakter SDN Sidorejo adalah, pertama, setiap peserta didik yang masuk di lingkungan sekolah wajib mengucapkan salam. Kedua, bila berjumpa guru harus mengucapkan salam dan berjabat tangan. Ketiga, dilarang mengucapkan kata-kata kotor. Tujuan dari pendidikan karakter yaitu membentuk bangsa yang tangguh, bermoral, bertoleransi, berakhlak mulia, bekerja sama atau bergotong royong. Selain itu, pendidikan karakter bertujuan membentuk bangsa yang memiliki jiwa patriotik atau suka menolong antarsesama, berkembang secara dinamis, beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME. Berikut ini beberapa nilai pendidikan karakter dan budaya serta indikator keberhasilan sekolah dan kelas, yakni religius, jujur, disiplin, kreatif, mandiri, demokratis, dan semangat kebangsaan.
Setelah penulis membiasakan siswa dengan menggunakan langkah-langkah pembiasaan atau pendekatan karakter, sedikit demi sedikit ada perubahan perilaku bagi siswa. Salah satunya, peserta didik lebih sopan terhadap orang yang lebih tua atau kepada gurunya. (ce2.1/ida)
Guru PAIBP SDN Sidorejo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan