RADARSEMARANG.COM, Teka-teki silang sering disingkat TTS (crossword puzzle) merupakan permainan otak dalam memproduksi kata dengan mengisi huruf-huruf pada kotak yang tersedia sesuai dengan petunjuk yang diberikan sehingga membentuk pola vertikal dan horisontal.
Teka teki silang termasuk dalam education game yang cukup efektif digunakan dalam penyampaian materi pembelajaran. Education game membantu memotivasi dan meminimalisasi rasa bosan siswa, salah satunya yaitu dengan variasi soal yang diduplikasikan dengan menggunakan teka teki silang (Davis, 2009).
Mengalihaksarakan paragraf berhuruf latin ke huruf Jawa merupakan salah satu kompetensi dasar mapel bahasa Jawa yang harus dapat dikuasai siswa kelas VII SMPN 2 Sukodono, Sragen. Siswa diharapkan mampu membaca dan menulis huruf Jawa. Namun dalam pembelajaran ditemukan siswa menganggap momok yang menakutkan, karena adanya aksara Jawa yang memiliki bentuk unik, terkadang terdapat aksara yang mirip dan tidak adanya pemisahan kata dengan spasi. Sehingga hasil pekerjaan siswa terkait keterampilan menulis aksara Jawa belum sesuai yang diharapkan.
Keterampilan menulis aksara Jawa merupakan proses merangkai lambang grafis (aksara Jawa) menjadi suatu kata maupun kalimat yang mampu dipahami oleh pembaca. Menurut Suwardi Endraswara (2009: 86-87) prinsip belajar aksara Jawa adalah imitating (meniru cara belajar), remembering (memberdayakan daya ingat), reformulating (menulis ulang), creating (mencipta aksara Jawa) dan justifying (menilai).
Untuk mengatasi permasalahan di atas, penulis menerapkan pembelajaran dengan memanfaatkan media TTS, dengan harapan siswa mampu menguasai materi menulis aksara Jawa dengan baik dan benar. Bermain TTS memberikan kegembiraan yang menyehatkan dan diyakini dapat menjaga agar pikiran tetap aktif. Permaian ini memberi kesempatan serta mendorong siswa belajar menghubungkan konsep dengan kosa kata yang bertuliskan aksara Jawa.
Dipilihnya media pembelajaran dengan TTS, karena TTS merupakan media visual yang sangat sederhana, mudah dalam pembuatan dan pengunaannya, namun seseorang dapat menghayati dengan indra penglihatannya. Pembelajaran dengan menggunakan TTS diharapkan dapat menarik minat siswa dan memotivasi untuk berpikir kritis terhadap suatu materi pembelajaran bahasa Jawa.
Adapun langkah-langkah dalam pembelajarannya sebagai berikut : Pertama, persiapan. Guru menyusun beberapa TTS sederhana yang menyertakan unsur pembelajaran menulis aksara Jawa dengan membuat kisi-kisi TTS, membuat daftar kata untuk TTS yang sesuai dengan tema dan menulisnya dalam kisi-kisi, memberi angka disetiap kotak awal kata, dan membuat salinan TTS. Menyusun kata-kata pemandu dalam pengisian TTS. Kedua pelaksanaan. Guru menjelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan materi pembelajaran menulis aksara Jawa. Membagi beberapa TTS untuk dikerjakan siswa. Meminta siswa untuk membaca petunjuk mengisi TTS. Siswa mengisi TTS dengan mencocokan pertanyaan dan kotak TTS. Memberi batas waktu mengerjakan TTS. Ketiga, tindak lanjut. Membahas TTS yang telah dikerjakan, memantapkan serta menguatkan terhadap pokok-pokok materi yang disampaikan melalui permainan TTS.
Berdasarkan pengalaman di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan TTS dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis aksara Jawa. Terbukti, setelah diadakan penilaian mapel bahasa Jawa pada kompetensi dasar mengalihaksarakan paragraf huruf latin ke huruf Jawa kelas VII SMPN 2 Sukodono tahun pelajaran 2019/2020 semua siswa mengikutinya dengan hasil nilai rata-rata 81,3 dan 97,8 persen di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Siswa lebih senang dan bersemangat berlatih mengenal dan menghafal aksara Jawa, sehingga mempunyai kemampuan menulis aksara Jawa sesuai dengan yang diharapkan. (kb4/lis)
Guru SMP Negeri 2 Sukodono, Sragen