RADARSEMARANG.COM, Peserta didik pada dasarnya adalah manusia atau individu yang aktif dan kreatif dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) perlu dipelajari dengan penuh keefisien, keefektifan dan keaktifan peserta didik. Apabila peserta didik dalam pembelajaran kurang aktif, maka pembelajaran itu tidak menunjukkan pengembangan potensi yang dimiliki peserta didik tetapi lebih cenderung menghentikan potensi tersebut.
Dalam pembelajaran, ketercapaian keberhasilan mengajar tidak hanya diukur dan dilihat dari hasil yang dicapai oleh peserta didik. Tetapi diukur dan dilihat dari proses belajar peserta didik. Karena itu, yang menempati posisi paling utama dalam pembelajaran adalah strategi/metode pembelajaran. Karena itu, guru perlu memilih dan menggunakan strategi yang sesuai dengan materi yang disampaikan. Penggunaan strategi yang tepat dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi hasil yang ingin dicapai. Jadi antara strategi dan materi yang disampaikan harus ada kesesuaian. Apabila antara keduanya terjadi kesenjangan, tujuan yang ingin dicapai tidak akan terwujud.
Guru dituntut bisa mengikuti segala perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan kebijakan pendidikan yang ada. Begitu juga dengan pembelajaran PAI kelas I SD. Permasalahan guru PAI selama ini, kurangnya kemampuan peserta didik dalam menghafalkan huruf hijaiyyah secara runtut. Peserta didik juga merasa jenuh dan bosan mengikuti pembelajaran yang monoton. Karena itulah, guru PAI dituntut mencari alternatif penggunaan metode pembelajaran yang dapat membantu peserta didik kelas I dalam mempermudah dan menghafalkan huruf-huruf hijaiyah.
Dalam pembelajaran PAI dengan kompetensi dasar huruf hijaiyyah, guru mencoba menggunakan metode pembelajaran Card Sort. Metode ini mempermudah peserta didik mengingat dan menghafalkan huruf-huruf hijaiyyah. Metode Card Sort merupakan metode yang bersifat kerjasama, saling menolong dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang diberikan melalui permainan kartu. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam metode ini antara lain, kartu-kartu yang bertuliskan huruf-huruf hijaiyyah, plaster, dan papan tulis.
Langkah-langkah dalam penerapan metode ini yaitu, guru membagikan kartu-kartu yang berisi huruf hijaiyyah secara acak kepada peserta didik. Kemudian guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk menganalisis kartu yang sudah didapatkan. Setelah itu, guru meminta peserta didik untuk mengurutkan huruf-huruf hijaiyyah yang didapatkan di depan kelas dengan cara menempelkan kartu yang dimiliki di papan tulis. Setelah peserta didik selesai mengurutkan dan menempelkan kartu-kartu di papan tulis, guru mengoreksi hasil kerja peserta didik, kemudian dilanjutkan membaca bersama-sama hasil tersebut.
Selain menyenangkan, pembelajaran seperti ini tidak akan merasa bosan dan mengantuk. Hal ini karena masing-masing peserta didik memiliki tugas untuk meletakkan kartu yang dimiliki di papan tulis. Seluruh peserta didik lebih fokus dengan kartu yang dimilikinya. Dengan metode ini, kelas menjadi hidup dan peserta didik dapat mengekspresikan kemampuan dirinya. Guru juga dapat menilai beberapa aspek pada diri peserta didik baik dari pengetahuan maupun keterampilan. Dari aspek pengetahuan guru dapat menilai seberapa jauh pemahaman peserta didik dalam materi tersebut. Sedangkan dari aspek keterampilan, guru dapat melihat dan menilai bagaimana kemampuan peserta didik dalam menghafalkan dan mengurutkan kartu-kartu tersebut di depan kelas. (pg1/ida)
Guru PAI SDN 03 Wanarejan, Kabupaten Pemalang
