26 C
Semarang
Tuesday, 15 April 2025

Tingkatkan Prestasi dan Semangat Belajar Siswa melalui Metode Drill

Oleh : Wiri S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, TUJUAN pembelajaran selain membentuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma agama dan sosial, juga agar tersampaikannya materi pelajaran secara utuh. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dalam mengajar harus memperhatikan beberapa hal di antaranya materi yang disampaikan, metode pembelajaran, alat peraga, dan strategi pembelajaran. Apabila salah satu unsur tersebut hilang atau kurang sesuai, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai maksimal. Seperti yang terjadi saat pembelajaran bahasa Jawa kelas VI SDN 03 Rogoselo yang mengalami kendala pada pencapaian nilai siswa yang di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu kurang dari 65.

Pada pembelajaran sebelumnya, penulis menggunakan metode ceramah dan tanya jawab yang menunjukkan hasil kurang memuaskan. Pada kesempatan ini, penulis menerapkan metode drill dalam proses pembelajaran bahasa Jawa di kelas 6 SDN 03 Rogoselo.

Metode drill merupakan salah satu metode pembelajaran yang menekankan kegiatan latihan yang dilakukan berulang-ulang dan konsisten sehingga siswa dapat menguasai kemampuan atau keterampilan tertentu.

Berdasarkan pendapat Roestiyah NK (2001:125), metode drill adalah teknik yang dapat diartikan sebagai suatu metode mendidik. Sedangkan metode dril dalam buku Nana Sudjana, satu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan keterampilan agar menjadi bersifat permanen.

Abdul Rahmah Shaleh (2006:203) mengemukakan, ciri-ciri metode drill adalah kegiatan pengulangan yang berkali-kali supaya asosiasi stimulus dan respon menjadi sangat kuat dan tidak mudah untuk dilupakan. Dengan demikian, terbentuklah keterampilan (pengetahuan) yang setiap saat siap digunakan oleh yang bersangkutan.

Berikut langkah-langkah metode drill, 1) fase pemberian latihan. Pada pemberian latihan harus memperhatikan tujuan, jenis tugas, kemampuan siswa, dan waktu yang diberikan sehingga siswa tidak merasa terbebani karena tugas yang diberikan melebihi kemampuannya. 2) Langkah pelaksanaan latihan. Ketika latihan dilaksanakan perlu adanya dorongan atau motivasi dari guru agar siswa mampu menggunakan metode ini secara mandiri dan mampu mengingat apa yang telah dikerjakan. 3) Fase mempertanggungjawabkan latihan. Fase ini berisi refleksi dari apa yang telah dipelajari serta kendala apa saja yang ditemui siswa hingga didapat solusi dari kendala tersebut.

Sedangkan langkah-langakah metode drill, pertama, guru memberikan tugas secara klasikal untuk memilih huruf Jawa kemudian dihafalkan. Seluruh siswa menghafal huruf Jawa dari Ha (ꦲ) sampai Nga (ꦔ) di tempat duduk masing-masing. Kedua, siswa secara acak maju untuk menuliskan huruf Jawa semampunya. Sementara siswa lain berlatih menghafal dan menulis huruf-huruf tersebut di tempat duduk masing-masing, sambil menunggu giliran hingga pelajaran berakhir.

Ketiga, siswa diminta maju ke depan untuk kembali menuliskan huruf Jawa dengan jumlah lengkap. Setelah siswa hafal seluruh huruf Jawa, barulah guru memulai memberikan latihan untuk menuliskan kalimat menggunakan huruf Jawa. Keempat, siswa secara berulang-ulang berlatih menuliskan kalimat menggunakan huruf Jawa. Setelahnya dilanjutkan dengan menuliskan kalimat meggunakan huruf Jawa di papan tulis secara bergilir.

Kelima, memberikan latihan dengan kalimat yang cukup panjang untuk mempermahir kemampuan siswa. Guru memberikan semangat siswa dengan memberikan apresiasi berupa pujian atau tepuk tangan. Keenam, guru memberikan soal untuk menuliskan kalimat dalam huruf Jawa. Kemudian guru mengevaluasi pekerjaan siswa dan pelaksanaan pembelajaran dengan metode drill ini.

Hasil pekerjaan siswa menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa mendapatkan nilai yang bagus. Bahkan ada beberapa siswa yang mendapatkan nilai sempurna. Sedangkan dari hasil evaluasi pembelajaran, ternyata melalui metode drill siswa lebih mudah menguasai materi pembelajaran serta lebih bersemangat di dalam kelas karena merasa harus bersaing dengan teman-temannya untuk dapat menuliskan huruf Jawa dengan tepat di depan kelas. Dengan metode drill, hasilnya nilai siswa rata-rata di atas KKM. (ti2/ida)

Guru SDN 03 Rogoselo, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya