RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran merupakan kegiatan yang mutlak memerlukan keterlibatan dan interaksi guru dan peserta didik. Dalam interaksi tersebut harus ada interaksi edukatif antara guru dan peserta didik. Di sinilah peran metode dan media diperlukan agar penyampaian materi pelajaran dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Lalu bagaimana dengan kondisi pandemi Covid-19 saat ini? Apakah pembelajaran online masih bisa mewujudkan interaksi yang asyik dan menyenangkan bagi peserta didik dan apakah peserta didik mampu memahami materi yang diberikan secara online?
Pembelajaran online sebagai solusi untuk menekan penyebaran Covid pun, masih banyak mengalami kendala. Seperti kurang adanya interaksi antara guru dan peserta didik, dan juga yang berhubungan dengan ketercapaian kompetensi dasar oleh peserta didik karena kurangnya pemahaman atas materi yang diberikan guru lewat daring.
Kendala ini pun dialami penulis, sebagai guru mata pelajaran Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Pati.
Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami materi penyusunan laporan harga pokok produk, penulis menggunakan media WhatsApp (WA) sebagai media untuk belajar. Sebab WA media yang paling familiar saat ini,d an hampir semua peserta didik memakainya.
Penulis membuat video penyusunan laporan harga pokok produk. Video tersebut dikirim ke WAG (WhatsApp Group) kelas. Peserta didik dapat dengan mudah mempelajari penyusunan laporan harga pokok produk melalui video.
Peserta didik juga dapat meminimalisasi biaya. Karena peserta didik hanya mendownload satu kali, setelah itu dapat diputar ulang sesuai kebutuhan siswa. Demikian juga, guru tidak perlu menjelaskan berulang-ulang.
Bagaimana dengan komunikasi dua arah antara guru dan peserta didik? Komunikasi dua arah tetap dapat berlangsung. Setelah video diputar, peserta didik bisa bertanya tentang hal-hal yang mungkin tidak dipahami, lewat WAG. Ataupun memberi pendapatnya. Guru bisa langsung memberi tanggapan, juga siswa lainnya.
Meskipun materi yang kita sampaikan lewat video mungkin tidak dapat diterima secara maksimal oleh peserta didik, dan juga tidak seefektif dibandingkan pembelajaran tatap muka, namun penulis tetap berusaha agar peserta didik bisa tetap semangat dalam belajar meskipun harus belajar dari rumah. Peserta didik tetap dapat belajar sesuai haknya, dan kompetensi dasar tetap dapat tercapai meskipun tidak 100 persen.
Setelah pembelajaran lewat video dilaksanakan, guru tetap melakukan penilaian untuk tugas menyusun laporan harga pokok produksi. Tugas ini untuk menilai seberapa jauh materi ini tersampaikan kepada peserta didik. Di SMK Negeri 1 Pati, sekolah memfasilitasi pembelajaran daring dengan Microsoft Office 365. Untuk menilai seberapa jauh kemampuan siswa menyusun laporan harga pokok produk, guru memberi tugas siswa untuk mempraktikkan menyusun laporan harga pokok produk perusahaan manufaktur dengan metode fisik.
Guru menggunakan microsoft office 365 untuk penugasan kepada siswa. Tugas tersebut dikirim peserta didik ke kelas teamsnya masing-masing, bisa diketik lewat microsoft office words ataupun dengan cara difoto. Tetapi penulis lebih menghendaki jika siswa menyusun laporan tersebut dengan tulisan tangan biasa, agar bisa dengan mudah menilai ketelitian dan kerapian siswa dalam menyusun laporan harga pokok produk. Juga menutup kemungkinan peserta didik hanya sekedar mengopi pekerjaan temannya. Demikian peserta didik mengerjakan tugas di rumah sesuai waktu yang ditentukan oleh guru. Gurupun dapat memberi umpan balik atas pekerjaan siswa.
Penggunaan video pada WAG, diharapkan peserta didik dapat memahami materi dan langkah-langkah penyusunan laporan harga pokok produk perusahaan manufaktur pada metode fisik dengan mudah, hemat dan menyenangkan. Dan tujuan dari kompetensi dasar dapat tercapai. Serta kesulitan dalam belajar penyusunan harga pokok produk dapat terpecahkan. (kb4/lis)
Guru Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur Kelas XII SMKN 1 Pati
