31.4 C
Semarang
Saturday, 23 August 2025

Asyiknya Belajar Sifat Bahan dengan Project Based Learning

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, UNTUK menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dibutuhkan kreativitas dan metode yang tepat. Walaupun untuk mewujudkannnya tidak mudah. Sebagaimana yang dialami oleh penulis saat mengajar mata pelajaran IPA Terpadu kelas VIII pada materi sifat bahan di SMPN 2 Wiradesa. Dibutuhkan model pembelajaran inovatif, yakni model pembelajaran Project Based Learning (PBL).

Menurut Buck Institute for Education, model pembelajaran PBL adalah metode pengajaran sistematis yang melibatkan para siswa dalam mempelajari pengetahuan dan keterampilan melalui proses yang terstruktur, pengalaman nyata dan teliti yang dirancang untuk menghasilkan produk (Sutirman, 2013). Menurut Daryanto (2009:407), PBL merupakan cara belajar yang memberikan kebebasan berpikir pada siswa yang berkaitan dengan isi atau bahan pengajaran dan tujuan yang direncanakan.

Model pembelajaran PNL mempunyai beberapa karakteristik, yaitu mengembangkan pertanyaan atau masalah, yang berarti pembelajaran harus mengembangkan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, memiliki hubungan dengan dunia nyata, berarti bahwa pembelajaran yang outentik dan siswa dihadapkan dengan masalah yang ada pada dunia nyata, menekankan pada tanggung jawab siswa, merupakan proses siswa untuk mengakses informasi untuk menemukan solusi yang sedang dihadapi serta penilaian, penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil proyek yang dikerjakan siswa.

Materi pembelajaran sifat bahan pada mapel IPA mencakup kompetensi dasar ranah pengetahuan, mendeskripsikan keterkaitan sifat bahan, dan pemanfaatan-nya dalam kehidupan sehari-hari. Serta ranah keterampilan melakukan penyelidikan tentang sifat-sifat bahan dan mengusulkan ide-ide pemanfaatan bahan berdasarkan sifatnya dalam kehidupan sehari-hari. Indikator capaian belajarnya siswa mampu mengidentifikasi keterkaitan sifat bahan dan pemanfaatannya serta mampu menjelaskan sifat–sifat bahan. Materi yang diajarkan memuat sifat bahan dan pemanfaatan sifat bahan dalam pemanfaatan bahan tertentu terhadap kesehatan manusia.

Langkah-langkahnya dengan model pembelajaran PBL sebagai berikut, pertama, pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu amati benda di sekitarmu, sekolah, rumah dan tempat tinggal sekitar. Kedua, perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan demikian, siswa akan merasa memiliki proyek tersebut. Ketiga, guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal kegiatan dalam menyelesaikan proyek. Keempat, guru bertanggung jawab memantau kegiatan siswa selama menyelesaikan proyek. Pemantauan dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses. Kelima, melakukan penilaian untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar kompetensi, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

Keenam, pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa diminta mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran. Pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

Penerapan metode PBL ini menurut penulis, terdapat kelebihan yaitu siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikkan strategi otentik secara disiplin. Siswa bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang penting baginya.

Guru IPA SMPN 2 Wiradesa


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya