RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran yang mampu membuat siswa antusias dalam menggali pengetahuan sampai paham secara kognitif psikomotor dan afektif menjadi idealis tujuan pembelajaran.
Namun pada penerapannya sering tidak mudah sebagaimana dialami penulis di kelas VII di SMP Negeri 2 Wiradesa. Masih terdapat siswa yang bermain-main tidak menghiraukan apa yang disampaikan guru di kelas. Maka penulis menerapkan metode example non example untuk mewujudkan kelas pembelajaran yang menyenangkan pada materi norma-norma pada mata pelajaran PPKn.
Examples non examples adalah salah satu metode pembelajaran yang menggunakan media berupa gambar, foto, diagram atau tabel yang bermuatan permasalahan. Model ini dapat menggunakan gambar melalui LCD proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster. Gambar yang digunakan harus terlihat dari jarak jauh, sehingga anak yang berada di belakang dapat juga melihat dengan jelas. Menurut Huda (2013), examples non examples adalah metode pelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pelajaran. Menurut Shoimin (2014), examples non examples adalah membelajarkan kepekaan siswa terhadap permasalahan yang ada di sekitar melalui analisis contoh-contoh berupa gambar-gambar, foto, kasus yang bermuatan masalah.
Materi pembelajaran norma-norma ini mencakup kompetensi dasar ranah pengetahuannya memahami norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan serta ranah keterampilannya berperilaku sesuai norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan.
Langkah-langkah model pembelajaran examples non examples pada materi norma-norma kelas VII mata pelajaran PPKn sebagai berikut: pertama, guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan materi norma-norma. Gambar yang digunakan tentunya merupakan gambar yang relevan dengan materi norma-norma di masyarakat disesuaikan dengan kompetensi dasar.
Kedua, guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui LCD atau OHP, jika ada dapat pula menggunakan proyektor. Pada tahapan ini guru juga dapat meminta bantuan siswa untuk mempersiapkan gambar yang telah dibuat dan sekaligus pembentukan kelompok siswa. Ketiga, guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisis gambar. Biarkan siswa melihat dan menelaah gambar yang disajikan secara seksama, agar detil gambar dapat dipahami oleh siswa.
Selain itu, guru juga memberikan deskripsi jelas tentang gambar yang sedang diamati siswa. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas. Kertas yang digunakan akan lebih baik jika disediakan oleh guru. Kemudian, tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
Siswa dilatih untuk menjelaskan hasil diskusi mereka melalui perwakilan kelompok masing-masing. Lalu, mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Setelah memahami hasil dari analisis yang dilakukan siswa, maka guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Terakhir, guru dan siswa menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran example non example ini menurut penulis memiliki kelebihan antara lain siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih kompleks. Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari examples dan non examples. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non examples yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian examples. (ce3/lis)
Guru PPKn Kelas VII SMP Negeri 2 Wiradesa