RADARSEMARANG.COM, Listrik adalah sebuah benda yang paling dekat dalam kehidupan siswa. Pada materi IPA kelas VI Sekolah Dasar kopetensi keterampilan siswa yang menjadi tujuan pembelajaran adalah siswa dapat membuat rangkaian listrik seri dan paralel. Sebagai siswa mereka masih anak-anak yang belum boleh bermain dengan listrik. Namun pembelajaran masih menggunakan batu baterei sebagai sumber listrik untuk keamanan siswa.
Buku saja tidak bisa memberi petunjuk yang jelas dalam percobaan ini. Ada kendala kemampuan siswa, biaya dan sarana prasarannya. Bagaimana menyikapi hal ini sebagai Guru Kelas VI di SDN Karangmanggis mencoba pembelajaran ini dengan model Cooperative Learning. Model ini sangat bermanfaat bagi siswa untuk berinovasi dan bekerjasama dalam pembelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran model cooperative learning di Kelas VI SDN Karangmanggis Kab. Kendal ada enam fase utama. Fase pertama pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan membuat rangkaian listrik paralel, siswa mampu menguji model rangkaian tersebut dengan tepat dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase kedua penyajian informasi siswa diminta membaca dari buku paket dan guru juga memberikan video tutorial cara membuat rangkaian listrik. Fase ketiga selanjutnya siswa diminta membentuk kelompok belajar yang dekat dengan rumahnya. Fase keempat berikutnya siswa menyiapkan bahan. Fase kelima siswa membuat rangkaian listrik dipandu tutorial video bersama kelompok belajarnya. Fase terakhir keenam siswa mempresentasikan hasil pembuatan rangkaian listriknya dengan divideo dan mengirimkan ke guru.
Guru memberi penghargaan kepada siswa atas semua kerjasamanya menciptakan rangkaian listrik bersama kelompok belajarnya. Cooperative Learning menciptakan proses demokrasi dan peran atif siswa dalam menentukan apa yang haru dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Siswa diberi kebebasan dalam mengatur waktu belajar karena pembelajaran jarak jauh. Guru harus selalu mengingatkan siswa untuk tetap menjaga 3M dalam belajarnya.
Cooperatoive learning menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis dan kemampuan membantu teman. Melalui kegiatan membuat rangkain listrik melalui model ini siswa bisa tahu bagaimana proses rangkaian seri dan paralel dalam wujud nyata bukan teori semata. Menurut teori Kerucut Pengalaman Dale (Dale’s Cone Experience) pengalaman langsung akan memberikan informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba.
Tujuan pembelajaran Cooperatoive learning dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keberagaman dan pengembangan ketrampilan sosial. Berdasar teori kosntruktivisme siswa akan mudah memahami materi yang sulit dengan belajar bersama temannya. Mereka akan mendikusikan masalah bersama, saling membantu dan memecahkan masalah yang kompleks. Karakter saling menghormati perbedaan, peduli, kerjasama dan tanggung jawab sangat berkembang dalam pembelajarn Cooperatoive learning ini.
Pembelajaran Jarak Jauh dalam masa pandemi di sekolah dasar sangat membosankan siswa. Mereka merindukan kebersamaan bersama temannya. Bersenda gurau tertawa bersama dalam wujud nyata. Ada batas jenuh bermain dalam dunia maya yang semu. Praktek membuat rangkaian listrik melalui cooperative learning bagai oase yang memberi air segar di tengah kegalauan siswa di era pandemi ini. Ketercapaian ketuntasan melalui Cooperatoive learning mencapai 100%. (pg1/ton)
Guru Kelas SDN Karangmanggis Kec. Boja Kab. Kendal