31 C
Semarang
Saturday, 19 April 2025

Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Pembelajaran Daring

Oleh : Dian Ratnaningsih, S. Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Perubahan lingkungan saat ini terjadi semakin cepat. Beberapa isu permasalahan lingkungan kerap kali dihubungkan dengan perilaku masyarakat yang kurang mempedulikan kelestarian lingkungannya. Kepedulian siswa akan lingkungan dapat menjadi salah satu faktor yang mendukung peningkatan kualitas lingkungan hidup di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, pendidikan lingkungan hidup (PLH) ikut menjadi salah satu substansi pada kurikulum di SDN Bintoro 1 Demak.

Menurut Pasal 1 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor P.52/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2019 tentang Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS), pendidikan lingkungan hidup dapat diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan aksi kepedulian individu, komunitas, maupun berbagai pihak terhadap permasalahan lingkungan bagi generasi sekarang dan yang akan datang. Tujuannya yaitu mewujudkan perilaku ramah lingkungan hidup (PRLH) oleh seluruh warga sekolah (baik di rumah, sekolah, dan lingkungan sekitar).

Berangkat dari identifikasi masalah dan potensi yang dimiliki, SDN Bintoro 1 telah melakukan evaluasi diri dan perencanaan gerakan PBLHS yang diimplementasikan dalam kurikulum. Meskipun dewasa ini pembelajaran menggunakan sistem daring tetapi hal tersebut tidak boleh menyurutkan semangat dan integritas guru untuk memberikan pembelajaran terbaik bagi siswanya. Salah satunya dengan tetap mengintegrasikan PLH dalam pembelajaran daring.

Muara dari gerakan PBLHS sendiri tidak sekadar pada pengolahan limbah atau mengatasi pencemaran lingkungan semata. Namun, juga harus sinergis dengan PRLH yang dapat dikembangkan melalui pembiasaan diri. Pembelajaran daring dapat disetting dengan menghadirkan pembiasaan PRLH sebagai aktivitas belajar maupun penugasannya.

Tema Globalisasi (materi kelas 6 SD) menjadi salah satu contohnya. Guru dapat mengajak siswa untuk mengidentifikasi perilaku hemat energi yang siswa lakukan di rumah. Siswa dapat diberikan tugas problem solving terkait isu permasalahan lingkungan yang ada di sekitarnya. Selanjutnya, siswa dapat diminta untuk merencanakan dan melakukan aksi gerakan peduli lingkungan, misalnya dengan melakukan hemat listrik, hemat air, membersihkan drainase, pengolahan limbah, atau membersihkan lingkungan rumah bersama keluarganya. Selain itu, siswa juga dapat diminta untuk membuat hasta karya dari bahan limbah yang ada di rumahnya, seperti botol plastik atau kertas bekas. Hal tersebut merupakan wujud dari pendidikan lingkungan hidup untuk pengolahan sampah 3R (reuse, reduce, dan recycle).

Tentunya barang hasil karya mereka akan lebih bernilai jika tidak hanya mengandung nilai estetis melainkan juga memiliki nilai fungsi. Contohnya siswa dapat membuat kotak pensilnya sendiri dari bahan kardus bekas atau membuat tas dari limbah plastik. Tidak hanya itu, tagihan tugas berupa video atau gambar poster tentang lingkungan hidup juga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran daring. Pembelajaran akan menjadi lebih bermakna dan menyenangkan tatkala kita dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan ide-idenya. Selain meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, sebenarnya kita telah memberikan kesempatan kepada mereka untuk ikut berlibat aktif dalam kampanye upaya pencegahan, pelestarian, dan pengelolahan lingkungan hidup. Mari jika tanamkan perilaku ramah lingkungan dalam pembelajaran sejak dini. (kb4/ton)

Guru SD Negeri Bintoro 1 Kec. Demak Kab. Demak


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya