RADARSEMARANG.COM, SEJAK adanya kasus pandemic covid 19, satuan pendidikan memberlakukan proses pembelajaran dengan jarak jauh. Dari yang awalnya belajar memakai system pembelajaran tatap muka (luring) di sekolah, menjadi dalam jaringan (daring). Sistem pembelajaran daring ini merupakan system pembelajaran tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi kegiatan belajar mengajar dilakukan melalui online yang menggunakan internet. Semua bentuk materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi dilakukan secara online, dan ulangan juga dilakukan secara onliune. Sistem pembelajaran melalui daring ini dibantu dengan aplikasi zoom, goegle meet dan lain sebagainya.
Melihat kondisi peserta didik tinggal dipedesaan karena kondisi geografis Indonesia yang berbeda, siswa tidak dapat langsung menikmati belajar dengan metode ini karena banyak dari mereka dibatasi oleh masalah jaringan internet yang buruk. Kemudian penulis menerapkan dua metode yaitu Project Based Learning dan home visit method. Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi keefektifan sistem pembelajaran online di SD 01 Dadirejo Kecamatan Tirto. Harapan penulis menggunakan dua model pembelajaran ini supaya siswa tidak merasa jenuh yang selalu menerima pembelajaran penugasan.
Grant (2002) mendefinisikan project based learning atau pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. Peserta didik secara konstruktif melakukan pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan. Menurut Mendikbud, metode project based learning ini sangat efektif diterapkan untuk para pelajar dengan membentuk kelompok belajar kecil dalam mengerjakan projek, eksperimen, dan inovasi. Metode pembelajaran ini sangatlah cocok bagi pelajar yang berada pada zona kuning atau hijau.
Langkah-langkah model pembelajaran Project Based Learning adalah sebagai berikut: Pertama, Membuka pelajaran dengan suatu pertanyaan menantang. Pembelajaran dimulai dengan sebuah pertanyaan driving question yang dapat memberi penugasan pada peserta didik untuk melakukan suatu aktivitas. Kedua, Merencanakan proyek. Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pendidik dengan peserta didik. Ketiga, Menyusun jadwal aktivitas. Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Keempat, Mengawasi jalannya proyek. Pendidik bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Kelima, Penilaian terhadap produk yang dihasilkan Keenam,Evaluasi. Tetapi metode ini tidak dapat dinikmati oleh sebagian siswa, khususnya siswa yang tidak memiliki fasilitas penunjang untuk mendapatkan materi melalui pembelajaran secara daring,” jelasnya. Kemudian metode PBL dibantu dengan home visit dilakukan dengan cara, kunjungan guru ke rumah anak didik dan mengumpulkan siswa yang tempat tinggalnya berdekatan maksimal 10 anak. Untuk jadwal pembelajaran di setiap kelas home visit, para siswa akan mendapatkan mata pelajaran dua kali dalam satu minggu, dengan waktu pembelajarannya mulai pukul 08.00 sampai 10.00 WIB.
Model dua variasi ini merupakan sebuah keuntungan bagi guru dan siswa , karena dalam pembelajaran daring ini, guru dapat meningkatkan keprofesionalitasannya melalui media belajar yang dibuat serta akan mampu membantu siswa dalam mengikuti pembelajaran. Home visit adalah satu jenis kegiatan pendukung layanan bimbingan yang dilakukan oleh guru dalam rangka mengumpulkan dan melengkapi data ataupun informasi mengenai siswa. Guru mengunjungi ke satu kelompok belajar per hari dengan memperhatikan protocol kesehatan. (ti2/zal)
Guru SDN 01 Dadirejo, Kabupaten Pekalongan