RADARSEMARANG.COM, Pandemi covid 19 berdampak besar di berbagai sektor. Pembelajaran yang selama ini dilakukan secara tatap muka, terpaksa harus diubah menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk memutus penyebaran covid 19. PJJ yang berlangsung cukup lama ini telah menimbulkan berbagai masalah yang cukup rumit. Selain sulitnya mengontrol partisipasi siswa karena keterbatasan sarana prasarana, kebosanan juga menjadi masalah yang tak kalah pelik. Banyaknya tugas yang harus diselesaikan siswa menjadi salah satu faktor penyebab munculnya kebosanan. Masalah ini kalau tidak segera dicarikan solusi tentu akan berakibat buruk pada menurunnya motivasi yang akan berdampak pada rendahnya capaian hasil belajar siswa.
Kebosanan siswa karena banyaknya tugas yang harus diselesaikan dapat diatasi dengan penerapan model pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek, baik intramata pelajaran maupun antarmata pelajaran. Model ini memiliki kesamaan model The Integrated Model (Model Integrasi). Fogarty dalam bukunya How to Integrate the Curricula menjelaskan bahwa The Integrated Model merupakan model pembelajaran yang menggabungkan bidang studi dengan cara menemukan keterampilan, konsep, dan sikap yang saling berhubungan di dalam beberapa bidang studi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan antarbidang studi. Dengan pemaduan ini, selain memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh, siswa juga menjadi terkurangi beban tugasnya karena dengan satu kali mengerjakan tugas mereka bisa mendapatkan nilai dari dua mata pelajaran berbeda.
Model pembelajaran terpadu sangat tepat diterapkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan mata pelajaran lain. Hal seperti ini sudah diterapkan di sekolah dasar dengan model pembelajaran tematik. Model pembelajaran ini, memosisikan bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, penghela diartikan sebagai penarik. Jadi, bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan dapat diartikan bahwa Bahasa Indonesia berperan sebagai penarik ilmu pengetahuan. Bahasa Indonesia diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi pembelajar untuk memahami berbagai ilmu pengetahuan.
Untuk mengurangi kebosanan siswa di masa pandemi ini, SMPN 1 Salaman menerapkan pembelajaran terpadu pada beberapa pelajaran tertentu yang relevan. Sebagai contoh, pembelajaran IPA kelas 9 KD 4.4 melakukan percobaan untuk menyelidiki muatan listrik statis dan interaksinya, serta sifat hantaran listrik dipadukan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia KD 4.2 menyajikan tujuan, bahan/alat, langkah, dan hasil dalam laporan percobaan secara tulis dan lisan dengan memperhatikan kelengkapan data, struktur, aspek kebahasaan, dan aspek lisan.
Pemaduan KD dari dua mata pelajaran tersebut didasarkan pada adanya kesamaan bentuk penilaian keterampilan yang digunakan. Pada pembelajaran IPA, bentuk penilaian keterampilannya adalah membuat laporan eksperimen listrik statis sedangkan dalam Bahasa Indonesia, penilaian keterampilannya adalah penilaian produk atau proyek yaitu menyusun teks laporan percobaan. Dengan mengerjakan satu pekerjaan, yaitu menyusun laporan percobaan, siswa bisa memperoleh nilai dari dua mata pelajaran berbeda. Hal ini tentu meringankan beban siswa tanpa mengurangi esensi belajarnya. Bila semua guru sanggup merancang pembelajaran terpadu, tentu pembelajarannya semakin menarik dan tidak membosankan. Siswa tidak terlalu terbebani dengan banyaknya tugas sehingga harapannya kesehatan dan imunitas siswa tetap terjaga. (bw2/ton)
SMPN 1 Salaman, Kabupaten Magelang