RADARSEMARANG.COM, Pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia. Kondisi ini menyebabkan pola pendidikan terpaksa dialihkan ke pembelajaran dalam jaringan (daring). Pembelajaran daring mulai diterapkan pada awal tahun pelajaran 2019/2020 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Proses pembelajaran yang dilakukan tanpa adanya tatap muka secara langsung dan memanfaatkan internet sebagai medianya. Beberapa aplikasi dapat digunakan untuk melakukan pembelajaran daring, mulai dari aplikasi untuk video conference, chat group online, video online serta pemberian tugas dan evaluasi secara online. Dalam pembelajaran tatap muka ada kasih sayang dan kesabaran guru. Dalam pembelajaran jarak jauh, orangtua banyak yang mengeluh, mereka tidak menjadi pembimbing siswa.
Guru, sekolah dan siswa harus mampu beradaptasi dengan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) ini, belajar dari rumah. Terasa tidaklah mudah dilaksanakan karena banyak kendala yang akan terjadi mulai dari siswa yang tidak memiliki paket data internet, tidak ada sinyal atau susah sekali mendapatkan sinyal.
Lantas apakah kendala – kendala tersebut dapatkah menghalangi terlaksananya PJJ (pembelajaran jarak jauh)? Tentu saja tidak. PJJ pada dasarnya bukan tentang aplikasi atau teknologi apa yang bisa digunakan dalam pembelajaran tetapi bagaimana guru mampu menyampaikan materi kepada siswa dengan cara yang sederhana, bermakna dan menarik.
Pada pembelajaran tatap muka umumnya guru lebih sering menayangkan PPT, berceramah, member tugas. Maka dalam PJJ metode yang digunakan menjadi sangat bervariasi. Bahkan siswa bisa diajak berdiskusi, kadang – kadang tanpa disadari siswa secara tidak langsung bisa mempraktekkan dan mempelajarinya. Contohnya pada materi bentuk – bentuk interaksi sosial. Pada tatap muka biasanya siswa akan diberi tugas untuk mencari bentuk – bentuk interaksi sosial lewat internet dengan mencari gambar – gambar, video pembelajaran yang mewakili peristiwa yang terjadi.
Namun dalam PJJ tugas – tugas tersebut bisa mereka lakukan melalui kegiatan sehari – hari bersama anggota keluarga antara lain dengan membersihkan rumah, berkebun, memasak dan lain – lain yang mencerminkan interaksi sosial dalam keluarga.
Berikanlah tugas – tugas yang menantang yang sesuai minat dan bakat siswa setiap kali mereka mengerjakan tugas selama PJJ. Biarkan siswa mengembangkan ide, potensi, dan kemampuan serta mewujudkan dalam sebuah karya sesuai minat dan bakat mereka.
Tugas guru mengarahkan agar potensi siswa tetap optimal dan menggairahkan siswa untuk terus belajar, berbenah untuk menghadirkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin (Clayton Al Derfer dalam Nasher, 2004 : 42).
Selama pandemi ini, disadari atau tidak PJJ telah memberikan kesempatan baik bagi guru maupun siswa untuk belajar mengeksplorasi kemampuan diri. Guru dan siswa belajar untuk lebih baik “melek” teknologi. Peran guru dalam membimbing siswa tidak bisa digantikan oleh canggihnya teknologi. Teramat penting dalam pembelajaran adalah siswa mampu menerapkan ilmu yang diperolehnya dalam kehidupan sehari – hari. (bw2/ton)
Guru IPS SMPN 1 Susukan Kab. Semarang