31 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

Pembelajaran Berbasis Masalah Tingkatkan Analisa Siswa

Oleh: Drs. Budi Leksono

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, SISTEM rem pada sebuah kendaraan merupakan komponen vital yang harus dilakukan perawatan ataupun perbaikan. Seringkali seorang mekanik mobil salah dalam menganalisa suatu kasus kerusakan rem. Kesalahan dalam diagnosis mengakibatkan pekerjaan perbaikan menjadi tidak efektif. Oleh sebab itu kemampuan mendiagnosis system rem harus dimiliki oleh siswa SMK khusunya jurusan Teknik kendaraan ringan. Dalam proses pembelajarannya kemampuan menganalisa siswa masih rendah untuk itulah harus digunakan model pembelajaran yang tepat.

Berbagai penelitian membuktikan bahwa kualitas pengajaran menentukan kualitas pembelajaran yang dicapai siswa dan oleh sebab itu guru selaku pemimpin pembelajaran harus selalu menemukan model pembelajaran yang tepat dalam setiap kompetensi yang diajarkan. Salah satu model pembelajaran yang digunakan adalah model yang berbasis masalah atau problem based learning karena siswa dituntut untuk berpikir secara kritis dalam melakukan analisis pemecahan masalah. Model ini diterapkan di siswa SMKN 2 Kendal jurusan Teknik kendaran ringan kelas duabelas pada mata pelajaran pemeliharaan sasis kendaraan ringan.

Problem based learning atau PBL digunakan untuk pemecahan masalah yang kompleks, problem-problem nyata dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Peserta didik melakukan penelitian dan menetapkan solusi untuk pemecahan masalah.(Bernie Trilling & Charles Fadel, 2009: 111).

Tahapan pertama guru melakukan trouble pada sebuah rem mobil dengan mengganti dengan kampas yang sudah tipis, akibatnya pengeremen menjadi tidak maksimal dan menimbulkan bunyi decit. Setelah itu siswa dipertontonkan kondisi mobil yang bermasalah tersebut. Proses pengamatan dilakukan oleh siswa secara berkelompok. Tahapan berikutnya siswa diminta mengembangkan kemungkinan penyebab dari rem yang tidak bekerja secara maksimal. Literatur ataupun buku manual diperlukan siswa sebagai landasan teori mencari penyebabnya. Tahapan ketiga mengetes penyebab atau proses diagnosis yaitu siswa yang sudah melakukan analisa dapat langsung melakukan perbaikan ke komponen sistem rem berdasarkan hasil analisa yang sudah dilakukan. Praktek dilakukan sesuai SOP buku manual terhadap komponen yang memerlukan perawatan atau perbaikan.

Tahapan terakhir mengevaluasi hasil analisa, siswa diminta untuk menganalisa hasil pekerjaan. Hasil evaluasi diwujudkan dalam bentuk presentasi didepan kelas , dan kelompok yang lain memberikan tanggapan. Situasi belajar akan menjadi lebih aktif karena bisa saja tiap siswa berbeda hasil analisanya. Disini guru akan melakukan proses penguatan dan melakukan kesimpulan hasil analisa tiap kelompok siswa.

Melalui model pembelajaran berbasis masalah ini siswa akan dituntut menyelesaikan masalah nyata melalui analisa yang tepat dan selalu dituntut berpikir kritis yang merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai. Keterampilan memecahkan masalah membutuhkan pengalaman dan keterampilan yang harus dilatih secara berulang ulang, oleh karenanya praktek ini dilakukan sampai siswa mampu membuat analisa yang tepat mengenai gangguan yang terjadi pada sistem rem dan komponen pendukungnya. Dari hasil pengamatan tampak siswa selalu antusias dan bersemangat dalam praktek sehingga mampu meningkatkan kemampuan dalam menganalisa gangguan. (pg1/zal)

Guru SMKN 2 Kendal


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya