RADARSEMARANG.COM, Usaha meningkatkan mutu pendidikan telah ditempuh dengan berbagai cara termasuk perbaikan pendekatan pembelajaran. Upaya perbaikan yang dilakukan saat ini mengarah kepada pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk memberikan pengalaman belajar yang menantang dan sekaligus menyenangkan. Lebih jauh siswa diharapkan terbiasa menggunakan pendekatan mendalam dan pendekatan strategis di dalam belajar, bukan sekadar belajar mengingat informasi atau belajar untuk lulus saja.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan yang dianggap lebih sesuai. Salah satu alternatif model pembelajaran yaitu pendekatan Experiential Learning yaitu kegiatan pembelajaran yang bertitik tolak dari pengalaman siswa. Pembelajaran PAIBP yang dilakukan di kelas VI SDN Sabarwangi materi makna hari akhir tersebut berdampak pada pemahaman siswa yaitu hasil pengerjaan LKS PAIBP yang belum mencapai target KKM sekolah. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata PAIBP yang banyak mendapatkan nilai di bawah KKM.
Guru sebagai pendidik juga dituntut memiliki tugas keprofesionalan mengembangkan kompetensi pengajaran dengan perkembangan IPTEK terkini dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Peserta didik sekolah dasar merupakan usia awal dalam memperkenalkan pemakaian TIK, maka guru perlu mempersiapkan kemampuan dan keterampilan dalam menggunakan teknologi. Salah satu model pembelajaran yang inovatif yang membuat siswa mengalami langsung adalah model pembelajaran experiential.
Abdul (2015:93) mengemukakan bahwa model pembelajaran experiential adalah suatu model proses belajar belajar mengajar yang mengaktifkan pembelajaran untuk membangun pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman secara langsung. Pengalaman tersebut sebagai katalisator untuk menolong pembelajar mengembangkan kapasitas dan kemampuannya dalam proses pembelajaran.
Hamalik (dalam Fathurrohman 2015: 136-137) mengungkapkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam model pembelajaran experiental learning adalah sebagai berikut : Pertama, guru merumuskan secara saksama suatu rencana pengalaman belajar yang bersifat terbuka (open minded) mengenai hasil yang potensial atau memiliki seperangkap hasil-hasil tertentu. Kedua, guru harus bisa memberikan rangsangan dan motivasi pengenalan terhadap pengalaman. Ketiga, siswa dapat bekerja secara individual atau bekerja dalam kelompok- kelompok kecil atau keseluruhan kelompok di dalam belajar berdasarkan pengalaman. Keempat, para siswa ditempatkan didalam situasi-situasi nyata pemecahan masalah. Kelima, siswa aktif berpartisipasi didalam pengalaman yang tersedia, membuat keputusan sendiri, menerima konsekuensi berdasarkan keputusan tersebut. Keenam, keseluruhan kelas menyajikan pengalaman yang telah dipelajari sehubung dengan mata ajaran tersebut untuk memperluas belajar dan pemahaman guru melaksanakan pertemuan yang membahas bermacam- macam pengalaman tersebut.
Harapan penulis menerapkan model pembelajaran experiential secara individual yaitu dapat meningkatkan kesadaran akan rasa percaya diri, meningkatkan kemampuan berkomunikasi, perencanaan, dan pemecahan masalah, dapat menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan untuk menghadapi situasi yang buruk, dapat menumbuhkan dan meningkatkan rasa percaya antar sesama anggota kelompok. (ce2.2/ton)
Guru PAIBP SDN Sabarwangi Kec. Kajen Kab. Pekalongan