RADARSEMARANG.COM, PENDIDIKAN adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan dan tuntutan masyarakat modern. Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik (improvement oriented).
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi siswa dalam proses belajar mengajar yaitu metode yang digunakan guru dalam menyampaikan pembelajran. Seperti yang terjadi di SDN 02 Wonorejo, khususnya kelas IV mengalami penurunan semangat belajar pada materi pecahan. Ketika metode yang digunakan tidak mengena terhadap siswa, mungkin saja tujuan yang diharapkan tidak tercapai. Dalam proses pembelajaran keberadaan guru sangatlah urgen, karena guru yang menentukan, apakah tujuan pembelajaran tercapai atau tidak.
Proses pembelajaran sedapat mungkin melibatkan para pelajar dalam memecahkan suatu permasalahan dan memberikan kesempatan kepada para pelajar untuk turut serta berperan aktif membangun atau mengatur pembelajarannya agar menjadi pelajar yang realistis. Maka untuk memberhasilkan pembelajaran penulis menggunakan model yang bernama Hands On Activity merupakan suatu model pembelajaran yang dirancang untuk melibatkan peserta didik dalam menggali informasi dengan bertanya, beraktivitas dan menemukan, mengumpulkan data dan menganalisis serta membuat kesimpulan. Belajar dengan melakukan kegiatan tangan dan kegiatan berpikir (minds on activity). Hands On Activity pada pengamatan materi pembelajaran ditekankan pada perkembangan penalaran, membangun model, keterkaitannya dengan aplikasi dunia nyata (Ahmad, 2015:9). Model pembelajaran Hands On Activity yaitu model pembelajaran dimana siswa tidak hanya melihat dan mendengarkan guru menjelaskan, tetapi dalam pembelajaran ini siswa mengamati, melakukan dan mengidentifikasi secara langsung pada objek yang dipelajari. Model pembelajaran ini dapat membuat siswa mempunyai pengalaman langsung, sehingga dapat mengatasi masalah belajar siswa seperti sulit mengingat materi pelajaran (Wena, 2012:21).
Penerapan model pembelajaran ini adalah, pertama, tahap persiapan. Guru mempersiapkan tujuan pembelajaran, guru mempersiapkan desain pelaksanaan pembelajaran akan mau dibuat seoperti apa, guru mempersiapkan alat dan bahan pembelajaran yang nanti akan diperlukan, jika pembelajaran akan dilakukan dengan model kelompok, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil, guru mempersiapkan lembar pengamatan terhadap proses yang dijalani oleh siswa, Kedua, tahap pelaksanaan. Guru memberikan pemahaman awal kepada siswa terkait materi yang akan disampaikan. Setelah siswa terbagi menjadi beberapa kelompok maka selanjutnya guru menjelaskan beberapa peraturan terkait kegiatan yang akan dilaksanakan. Proses penemuan dapat dipancing dengan cara diskusi, praktek atau yg lainnya. Siswa dalam kelompok kecil diarahkan untuk berani mencoba tentang materi yang telah didesain guru. Guru membimbing siswa agar melakukan praktik dengan mantap dan tidak timbul keragu-raguan. Ketiga, evaluasi.
Pembelajaran dengan model ini ternyata memberikan pengaruh besar pada siswa diantaranya siswa bersemangat lagi dalam mengikuti pelajaran dan memperhatikan guru dengan baik. Model ini mengajak siswa secara mandiri serta guru memberikan refleksi untuk meluruskan konsep materi sebenarnya. (ti1/ida)
Guru SDN 02 Wonorejo, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan