RADARSEMARANG.COM, DALAM pendidikan formal, bahasa Inggris memiliki peranan penting untuk menyampaikan informasi dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, serta budaya. Salah satu materi yang harus dipelajari siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris adalah menulis/menyusun text descriptive. Materi ini penting untuk dikuasai, secara lisan maupun tulisan agar siswa mampu memberikan gambaran dan mendeskripsikan benda-benda, atau tempat/objek yang ada di sekitarnya dengan bahasa Inggris yang baik dan benar. Dengan materi ini, siswa dilatih bisa menulis dan menyampaikan gambaran/deskripsi sesuatu benda/objek berdasarkan realita yang ada.
Namun menulis bahasa Inggris bagi siswa, khususnya kelas X SMAN 1 Pagarbarang masih dianggap sulit karena berbagai alasan, di antaranya kurangnya kosa kata, pemahaman unsur bahasa yang digunakan dalam menulis, serta kurangnya latihan dan minat untuk menulis.
Selama ini, pembelajaran bahasa Inggris khususnya materi menulis text descriptive belum dilaksanakan secara optimal, karena keterbatasan alat/media pembelajaran. Kondisi pembelajaran tersebut menyebabkan minat siswa rendah, merasa jenuh dan bosan hasil belajarpun tidak optimal. Untuk itu, penulis mencari inovasi dalam menyampaikan materi menulis text descriptive, yaitu dengan menggunakan media kartu (playing card) sebagai metode pembelajaran. Gee (dalam Johnson etal, 2011) mengemukakan bahwa permainan memberikan dampak positif pada perkembangan kognitif siswa. Permainan kartu (playing card) cenderung mengarah ke dalam pembelajaran yang bersifat permainan sehingga dapat merangsang keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Cara menggunakan kartu (playing card) ini sama layaknya orang bermain kartu pada umumnya, yakni dengan mencocokkan salah satu kartu dengan kartu lainnya.
>Bermain kartu (playing card) adalah seperangkat kartu yang berisi di dalamnya kata, kalimat, dengan satu kelompok kata. Satu kelompok konsep atau definisi singkat yang digunakan sebagi pasangan kelompok pertama. Jumlah peserta didik di kelas X.2 SMAN1 Pagerbarang terdiri atas 36 peserta didik, maka dibagi menjadi enam kelompok dan dua set kartu tiap kelompok terdiri atas 6 peserta didik. Setiap kelompok dipersiapkan 2 set kartu yaitu satu kelompok kartu berisi kata/phrase, dan satu kelompok lainnya berisi penjelasan (konsep) tentang persamaan makna (synonym), lawan makna (antonym) ataupun uraian singkat (definition).
>Kedua set kartu itu semua dikocok, satu set kartu yang berisi kata/phrase dibagikan kepada semua anggota kelompok (setiap peserta didik dalam kelompok akan mendapatkan 4 buah kartu). Sementara satu set kelompok kartu itu setelah dikocok tidak dibagikan kepada anggota kelompok itu. Satu persatu kelompok kartu itu dibuka lalu peserta kelompok itu akan mencari pasangan kartu tersebut pada kartu yang ia peroleh dari pembagian awal. Setelah mendapatkan pasangannya, maka peserta tersebut menuliskan kata dan pasangan kata itu, yang akhirnya semua kartu akan terpasangkan lalu anggota kelompok itu membuat kalimat dari pasangan kata tadi dari hasil kalimat yang telah ditulis dikumpulkan kepada gurunya.
Langkah berikutnya guru memberikan reinforcement (penekanan/penjelasan tentang kalimat yang dibuat oleh anggota kelompok itu, guru memberikan penjelasan dan membetulkan kalimat yang masih salah. Melalui metode playing card menjadikan siswa lebih berminat dan tertarik untuk belajar bahasa Inggris sehingga persentase ketercapaian kriteria ketuntasan minimal menulis text descriptive siswa dapat meningkat. Sementara itu, guru dalam kegiatan proses belajar mengajar hendaknya jangan monoton, libatkan siswa untuk berperan aktif dan menyenangkan sehingga hasil yang diharapkan bisa tercapai maksimal, guru dapat meningkatkan kompetensinya dengan menambah wawasan model pembelajaran yang bervariatif dan inovatif. (pg1/ida)
Bahasa Inggris SMAN 1 Pagerbarang, Kabupaten Tegal