RADARSEMARANG.COM, PADA pertengahan semester dua, tepatnya pada Maret 2020, dunia pendidikan mendadak dihadapkan pada situasi yang serba berbeda. Kegiatan belajar mengajar harus menyesuaikan dengan situasi yang ada. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pemalang juga telah menginstruksikan kepada seluruh sekolah yang ada di Pemalang untuk melakukan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ). Begitu pula dengan proses pembelajaran bahasa Inggris di kelas XI SMPN 1 Ampelgading. Materi yang disampaikan di awal musim pandemi Covid-19 bukan lagi tentang materi kurikulum SMP, melainkan tentang bagaimana cara pihak terkait melakukan pencegahan supaya tidak terkena Covid-19.
Materi yang akan dipelajari peserta didik disini adalah pembelajaran Kompetensi Dasar (KD) 4.4, yaitu tentang menangkap makna secara kontekstual terkait fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks prosedur lisan dan tulis, sangat pendek dan sederhana, dalam bentuk resep dan manual. Pembelajaran teks prosedur secara lisan melalui keterampilan speaking atau berbicara tentang situasi dan kondisi yang kontekstual. Namun sederhana ini dipilih dalam rangka meningkatkan kompetensi berbicara peserta didik di masa pandemi Covid-19.
Salah satu penugasan teks prosedur yang dapat dilakukan peserta didik di rumah adalah keterampilan berbicara atau speaking dengan topik how to prevent ourselves from corona virus. Penugasan yang penulis berikan dengan tujuan agar peserta didik mampu dan mau berbicara dalam bahasa Inggris pada isu sosial yang sedang terjadi di masyarakat dengan menggunakan aplikasi yang sangat mudah dan semua peserta didik dapat melakukannya tanpa membutuhkan kuota yang besar, yaitu aplikasi voice note yang terdapat di whatsapp (WA).
Peserta didik diminta untuk membuat teks prosedur sederhana dengan topik how to prevent ourselves from corona virus dengan durasi kurang lebih satu menit. Sebelumnya penulis memberikan contoh terlebih dahulu kepada peserta didik bagaimana membuat teks prosedur sederhana dan merekamnya melalui voice note. Dalam voice note tersebut penulis menginformasikan pentingnya cuci tangan untuk melindungi diri dari virus. Contoh rekaman singkat tersebut mempermudah peserta didik untuk membuat rekaman dari rumah masing-masing. Peserta didik diberi tugas untuk melakukan hal yang sama. Masing-masing peserta didik membuat rekaman singkat dalam bahasa Inggris selama lebih kurang satu menit.
Hasil karya peserta didik dikirimkan melalui WA penulis. Kriteria penilaian speaking ini meliputi kefasihan berbicara dalam bahasa Inggris (fluency) 30 persen, isi (content) 30 persen, komunikasi (communication) 15 persen, tata bahasa (grammar) 15 persen, dan kreativitas (creativity) 10 persen.
Dari 288 peserta didik kelas IX SMPN 1 Ampelgading yang penulis bimbing, 98 persen dari total peserta didik mengumpulkan tugasnya. Sedangkan 2 persen lainnya terkendala pada masalah teknis seperti ketidaktersediaan alat komunikasi. Kendala ini diatasi dengan cara jemput bola di akhir semester bersamaan dengan program Penilaian Akhir Tahun (PAT). Guru yang ditugaskan oleh pihak sekolah menemui peserta didik secara langsung untuk memberikan soal PAT sekaligus merekam tugas bahasa Inggris dan dikirimkan kepada penulis. Setelah diadakan penilaian terhadap rekaman karya peserta didik ternyata penulis menemukan nilai positif di dalamnya selain keterampilan berbicara penulis dapat melihat kreativitas peserta didik. (pg1/ida)
Guru Bahasa Inggris SMPN 1 Ampelgading, Kabupaten Pemalang