RADARSEMRANG.ID, Media pendidikan adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang biasanya sudah dimaksudkan untuk mengoptimalkan pencapaian suatu kegiatan belajar mengajar (Santoso S. Hamidjojo). Media pendidikan adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyampaikan pengajaran, mencakup buku, film, video tape, sajian slide tape, dan sebagainya, serta suara guru dan perilaku non verbal (briggs).
Jadi, media pendidikan adalah perangkat software dan atau hardware yang berfungsi sebagai alat belajar dan alat bantu belajar. Sedangkan media pendidikan matematika yang lebih cenderung disebut alat peraga (manipulative materials).
Suatu benda dalam pembelajaran matematika dapat menjadi alat peraga, alat, alat pembelajaran, atau tidak mempunyai arti apa-apa. Yang dimaksud alat peraga adalah alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep matematika. Adapun yang dimaksud alat adalah alat untuk menghitung, menggambar, mengukur, dan sebagainya. Seperti kalkulator, komputer, mistar, jangka, busur derajat, klinometer, dan sebagainya.
Sedangkan yang dimaksud alat pembelajaran yaitu alat bantu yang digunakan untuk memperlancar pembelajaran matematika, seperti OHP, komputer, papan tulis, spidol/ kapur, dan sebagainya. Suatu benda dikatakan tidak mempunyai arti apa-apa akan terjadi jika benda tersebut tidak dikaitkan dengan topik dalam pembelajaran matematika.
Mengingat matematika kadang masih menjadi momok yang kurang baik, bahkan terkadang menjadi nilai terendah pada Ujian Nasional, maka perlu adanya alat peraga yang digunakan dalam mengajar agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta semangat yang tinggi dalam mengikuti pelajaran matematika.
Menurut Pramudjono (dalam Dita Angriaini, 2016:12),“alat peraga matematika adalah benda konkret yang dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkankonsep matematika” Untuk itu dalam kegiatan belajar mengajar penggunaan alat peraga untuk pelajaran matematika, pengaruhnya amat penting karena dapat membantu kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar. Jika tidak, maka kita tidak mencapai hasil yang optimal.
Ada dua macam alat peraga yang digunakan dalam memudahkan pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat yaitu Kartu Kotif dan Koin Kotif. Kartu Kotif terdiri atas: (1) Kartu positif: Kartu ini dapat terbuat dari kertas, plastik, papan tipis, kulit atau bahan lain yang bentuknya boleh berbentuk segitiga, segiempat atau lingkaran. Hal terpenting dalam pembentukannya adanya tanda positif pada kartu tersebut. (2) Kartu negatif: Kartu ini dapat terbuat dari kertas, plastik, papan tipis, kulit atau bahanlain yang bentuknya boleh berbentuk segitiga, segiempat atau lingkaran.
Hal terpenting dalam pembentukannya adanya tanda negatif pada kartu tersebut. Kartu Positif Negatif Hampir sama dengan kartu positif dan kartu negatif, Koin positif negatif yang saya gunakan terbuat dari tutup botol yang saya kikis hingga membentuk bundar terus untuk tanda positif dan negatifnya saya menggunakan dobel tipe.
Pada pengurangan dua bilangan bulat, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan proses pengurangan adalah: jika a dan b merupakan bilangan positif dan a lebih besar dari b maka “pisahkan” secara langsung sejumlah b kartu koin positif keluar dari kelompok kartu koin positif yang berjumlah a. Contoh : 5 – 3 = Tempatkan 5 buah kartu koin positif ke papan . Ambil atau pisahkan (karena dikurang) 3 buah kartu koin positif keluar dari papan. Setelah dikeluarkan maka tersisa 2 buah kartu koin positif.
Pembelajaran operasi bilangan bulat dengan kartu kotif dan koin kotif di SMP Negeri 2 Bukateja, Purbalingga berjalan dengan lancar. Siswa lebih antusias, dan lebih mudah menerima. Mereka sangat bersemangat. Pembuatan alat peraga kartu kotif dilakukan oleh siswa secara berkelempok yang dikerjakan dirumah dengan alat dan bahan yang boleh berbeda dengan yang dicontohkan, atau dengan alat dan bahan seadanya yang ada dirumah. Ketika pembelajaran berlangsung siswa sudah siap dengan alat peraga mereka. Mereka lebih memahami materi operasi bilangan bulat setelah menggunakan alat peraga tersebut yang dapat mengakibatkan nilai mereka akan lebih bagus lagi. (btj2.2/aro)
Guru SMP Negeri 2 Bukateja, Kabupaten Purbalingga