26 C
Semarang
Saturday, 19 April 2025

Mari Bercerita…..

Oleh : Titik Kodriyati S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Kemampuan anak usia dini untuk mengungkapkan perasaannya secara verbal masih jauh dari kesempurnaan. Kemampuan itu harus selalu dilatih dan diasah setiap saat pada proses perkembangan hidupnya. Keberagaman kemampuan anak dalam menyampaikan dan menuangkan isi hatinya secara verbal banyak dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dimana anak itu tinggal dan belajar.

Anak akan mulai belajar bahasa dan mengucapkannya sejak anak dalam pelukan ibunya atau sering disebut sebagai bahasa ibu. Kosakatanya akan terus bertambah banyak seiring dengan pertumbuhan dan pergaulannya. Pendidikan anak usia dini dalam lembaga formal turut menjadi bagian yang mempengaruhi kemampuan verbal anak. Lembaga pendidikan formal anak usia dini akan mulai bersosialisasi dan mengenal komunitas lain yang memiliki kecanderungan berbeda dengan lingkungan rumahnya. Anak sacara otomatis melakukan perhatian, pengamatan dan perekaman berbagai kata-kata baru yang kemudian ikut menyampaikannya secara verbal.

Kemampuan masing-masing anak bervariasi dalam menyerap berbagai informasi dan menuangkannya. Beberapa anak memiliki kemampuan yang cepat dan mumpuni dalam melakukan dua kegiatan tersebut, sebagiannya hanya memiliki salah satu kemampuan serta sebagian yang lain rendah. Bahkan dapat dikatakan sangat kurang dalam menangkap dan mengungkapkannya sebagai sebuah rangkaian kata.

Permasalahan-permasalahan yang dialami anak didik seharusnya menjadi temuan oleh para pendidik sebagai bahan proses persiapan pembelajaran. Seorang pendidik yang profesional sudah sepantasnya merasa tergugah dan segera melakukan transformasi diri. Transformasi diri oleh seorang pendidik dapat dilakukan dengan menyiapkan model pembelajaran yang tepat. Karena model pembelajaran dapat menjadi daya tarik tersendiri pada saat proses pembelajaran.

Trianto (2010: 51) menjabarkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Agus (2009: 46) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional kelas. Bercerita adalah salah satu model pembelajaran anak usia dini. Anak diberikan sebuah cerita yang dapat menstimulan anak untuk mengekspresikan dan mengakualisasikan diri dalam sebuah kalimat verbal.

Penulis sekaligus pendidik di TK Muslimat NU Al-Itqon Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang menerapkan model pembelajaran bercerita dalam sebuah kelas TK B pada materi mengenal lingkungan sosial. Anak-anak diberikan kesempatan untuk menceritakan anggota keluarga, teman, tempat bermain dan berbagai pengalaman yang dialaminya dalam sebuah cerita. Ketika menjelaskan anggota keluarga, anak diminta menyebutkan nama orang tuanya, saudaranya, kakek neneknya ataupun anggota keluarga lain yang dikenalnya. Pada saat menceritakan tentang teman, anak di pancing untuk menyebutkan nama temannya, rumahnya dan segala yang terkait dengan temannya. Anak ini akan secara langsung menjelaskan yang menjadi kesukaannya. Pendidik memberikan kesempatan kepada anak meskipun kadangkala tidak begitu lancar dan jelas. Satu kesempatan, pendidik memberikan pendampingan sebagai penguatan kepercayaan diri anak. Penulis merasa terharu dan senang karena semua anak berani mencoba dan mengungkapkan pengalamannya dengan bercerita. (ti2/ton)

Guru TK Muslimat NU Al-Itqon Kec. Comal, Kab. Pemalang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya