29 C
Semarang
Saturday, 12 April 2025

Kenalkan Ibadah melalui Metode Demonstrasi pada Anak Usia Dini

Oleh : Siti A’isyah S.Pd.AUD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, IBADAH adalah suatu kewajiban dari umat manusia kepada penciptanya bahkan dijelaskan dalam kitab suci Alquran bahwa Allah tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. Oleh karena itu kebiasaan beribadah kepada Sang Khalik harus kita tanamkan sedini mungkin baik melalui pendidikan di dalam keluarga maupun pendidikan formal lainnya. Pendidikan agama merupakan hal penting yang harus ditanamkan pada anak usia dini salah satunya adalah pengenalan dan pembiasaan ibadah. Karena apa yang dikenalkan dan dibiasakan sejak dini akan menjadi dasar beragama hingga mereka dewasa.

Sebagaimana yang dilakukan di TK Aisyiyah Ujunggede Ampelgading Pemalang khususnya pada pembelajaran KD.3.1 Mengenal Kegiatan Beribadah Sehari-hari. Pembelajaran pada KD 3.1 Pengenalan Kegiatan Beribadah Sehari-hari, penulis kemas dengan menggunakan metode demonstrasi.

Proses pengenalan ibadah pada anak usia dini yang dilakukan di TK Aisyiyah Ujunggede, Ampelgading, Pemalang, dilakukan melalui pembiasaan, nyanyian Islami dan pembelajaran langsung. Pengenalan ibadah dengan pembiasaan rutin seperti mengucap dan menjawab salam, hafalan surat pendek, hafalan doa-doa harian, dzikir, salat dhuha dan berinfak. Selain pembiasaan rutin, dilakukan juga pembiasaan terprogram yang meliputi pengenalan tempat ibadah, peringatan hari besar agama. Sedangkan pengenalan ibadah dengan pembelajaran langsung seperti praktik wudhu, praktik salat dan manasik haji, khususnya pada pembelajaran langsung ini dilakukan dengan metode demonstrasi.

Menurut Muhibbin Syah (2000:208), metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang kejadian, aturan, dan urutan melakukan kegiatan baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Jadi metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara menunjukkan atau mempraktikkan langsung kepada peserta didik. Metode demonstrasi ini bertujuan di antaranya untuk memberikan keterampilan tertentu kepada peserta didik, memudahkan berbagai jenis penjelasan, membantu peserta didik dalam memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian. Untuk melaksanakan metode demonstrasi ada beberapa langkah yang harus dilakukan menurut JJ Hasibuan dan Mujiono (1993:31) yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 1) Perencanaan, dalam perencanaan ini guru merumuskan tujuan keterampilan yang akan dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pengenalan ibadah seperti praktik salat dhuha, menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam proses demonstrasi tata cara salat dhuha seperti tempat salat, mukena, sarung, peci dan lain sebagainya, dan menetapkan rencana evaluasi. 2) Tahap pelaksanaan, pada tahap ini guru memperagakan suatu proses yaitu cara salat dhuha. Kemudian peserta didik disuruh untuk mengikuti atau mempraktikkan kembali apa yang sudah didemonstrasikan oleh guru. Dengan demikian, peserta didik dapat terlibat secara langsung baik emosi, inteligensi, tingkah laku maupun indera mereka dan mendapatkan pengalaman langsung yang akan memperjelas dan memperkuat daya ingat tentang apa yang telah dipelajarinya. 3) Evaluasi, peserta didik mempraktikkan kembali kegiatan praktik salat dhuha yang sudah didemonstrasikan, guru mengamati peserta didik yang sedang mempraktikkan kembali sambil mengevaluasinya.

Penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar memiliki arti penting, banyak keuntungan yang dapat diperoleh dengan metode ini sehingga sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran pengenalan ibadah sehari-hari. (pg1/ida)

Guru TK Aisyiyah Ujunggede, Ampelgading, Kabupaten Pemalang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya