RADARSEMARANG.COM, BAGAIMANA menciptakan kelas pembelajaran yang menyenangkan yang mampu memotivasi siswa untuk berani dan semangat dalam menggali pengetahuan yang diajarkan menjadi hal yang sangat penting bagi guru ketika mempersiapkan pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan memang menjadi harapan guru dalam mengajar. Meskipun pada kenyataannya menciptakan pembelajaran tersebut tidak mudah, banyak factor yang menjadi pendukungnya. Seperti yang dialami oleh penulis di SMK Negeri 1 Wonogiri di kelas XI (sebelas) masih banyak dijumpai siswa yang tampak bosan dan mudah mengantuk ketika dalam pembelajaran. Pemandangan ini menjadi pengamatan serius oleh penulis sehingga penulis melakukan pembelajaran dengan memilih metode yang sesuai dalam pembelajaran materi teks prosedur di kelas XI. Metode yang akan diterapkan oleh penulis adalah metode Project Based Learning. Metode ini penulis percaya pada materi itu bisa menciptakan kelas yang yang menyenangkan.
Project Based Learning atau dengan akronim PBL adalah pemanfaatan proyek dalam proses belajar mengajar, dengan tujuan memperdalam pembelajaran, di mana siswa menggunakan pertanyaan-pertanyaan investigatif dan juga teknologi yang relevan dengan hidup mereka. Proyek-proyek ini juga berfungsi sebagai bahan menguji dan menilai kompetensi siswa pada mata pelajaran tertentu, bukan dengan menggunakan ujian tertulis konvensional.(Kreshna:2012).
Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja, adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik, peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan, peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan, proses evaluasi dijalankan secara kontinyu, peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan, produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif dan situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
Langkah-langkah model pembelajaran Project Based Learning pada materi teks prosedur dikelas XI(sebelas) sebagai berikut pertama, Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, misalnya apakah anda suka kue pukis ,bagaimana cara membuatnya. Apakah anda suka bakso Malang, bagaimana cara membuatnya dan lain–lain. Kedua, melakukan perencanaan yang diilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Siswa diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi aturan kegiatan dalam penyelesaian proyek. Ketiga, guru dan siswa menyusun jadwal aktivitas penyelesaian proyek. Keempat, guru bertanggung jawab untuk memonitor aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek, menggunakan rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting. Kelima, melakukan penilaian dilakukan untuk mengukur ketercapaian kompetens, mengevaluasi kemajuan masing- masing siswa, memberi umpan balik terhadap pemahaman yang sudah dicapai siswa, dan membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya. Langkah terakhir pada pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
Manfaat Pembelajaran model Project Based Learning pada pembelajaran materi teks prosedur yang penulis peroleh yaitu siswa menjadi pebelajar aktif, pembelajaran menjadi lebih interaktif atau multiarah, pembelajaran menjadi student centred, guru berperan sebagai fasilitator, mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, memberikan kesempatan siswa memanajemen sendiri kegiatan atau aktivitas penyelesaian tugas sehingga melatih mereka menjadi mandiri dan dapat memberikan pemahaman konsep atau pengetahuan secara lebih mendalam kepada siswa. (ti1/zal)
Guru Bahasa Indonesia SMKN1 Wonogiri