RADARSEMARANG.COM, Alquran termasuk bagan di ruang lingkup pelajaran Pendidikan Agama Islam diharapkan setelah mengikuti pembelajaran agama Islam, siswa mempunyai kompetensi untuk membaca dan menjelaskan isi Alquran serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tuntutan kompetensi di atas sangat rasional mengingat pentingnya kedudukan Alquran di dalam agama Islam. Dilihat dari perspektif hukum Islam, Alquran merupakan sumber hukum pertama dan utama, artinya Alquran menjadi referensi utama bagi upaya memutuskan status hukum suatu peristiwa yang terjadi di kalangan umat Islam. Dengan demikian Alquran harus dipahami dan diamalkan isinya. Kunci untuk memahami dan mengamalkan isi Alquran adalah dengan cara membacanya.
Upaya memahami isi Alquran dapat diwujudkan secara sempurna, apabila seseorang mempunyai kemampuan untuk membacanya sesuai koidah. Hal ini menjadi penting karena banyak kata-kata di dalam Alquran yang mempunyai kemiripan, padahal artinya memiliki perbedaan sehingga harus diucapkan benar baik dari segi makhraj maupun panjang pendeknya. Kesalahan dalam mengucapkan huruf Alquran akan mempengaruhi pula terhadap makna harfiahnya.
Oleh karena itu, pembelajaran SK membaca Alquran sangat perlu untuk dikuasai peserta didik. Permasalahannya adalah jika peserta didik mulai melaksanakan pembelajaran Alquran, banyak yang tidak aktif mengikuti pembelajaran membaca Alquran. Sebagian besar peserta didik menganggap tidak penting materi membaca Alquran.
Di samping itu pemahaman kognitif tentang pembelajaran membaca Alquran masih belum menunjukkan hasil yang kurang optimal. Sebagai fakta di SMP Negeri 2 Getasan menunjukkan bahwa tingkat pemahaman pembelajaran membaca Alquran masih di bawah 70 persen.
Kondisi seperti di atas yang menimbulkan keprihatinan bagi pendidik, di mana SK membaca Alquran merupakan materi sangat penting yang harus diamalkan dalam kehidupan. Oleh karena itu pembelajaran materi membaca Alquran perlu diajarkan dengan memperhatikan secara intensif baik dari metode, strategi mapun suasana pembelajaran.
Alternatif pembelajaran yang dapat memberikan peluang bagi peserta didik untuk berperan aktif dalam membaca Alquran dan mengukur sejauh mana pemahamannya mengenai pelajaran adalah dengan menggunakan strategi penugasan.
Strategi penugasan merupakan strategi yang cocok untuk diterapkan pada semua karakter peserta didik. Strategi ini dapat dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan peserta didik. Salah satu teori belajar dari psikologi tingkat lalu adalah tingkat belajar dari Thorndike, yang lebih dikenal dengan nama Stimulus- Respon (S-R).
Thorndike berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses pembentukan hubungan antara stimulus dan respon.Terdapat hubungan yang kuat bila sering dilatih. Bila S diberikan maka akan terjadi R, dengan banyak latihan, hubungan antara S dan R menjadi otomatis. Jadi makin sering diberikan contoh dan mengerjakan soal-soal/tugas BTAQ dalam penugasan sebagai latihan peserta didik,akan semakin paham dan terampil dalam mengikuti/mengerjakan menyelesaikan tugas tugas yang serupa.
Strategi penugasan ini digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan peserta didik sebagai dasar untuk mengoptimalkan potensi yang mereka miliki. Manfaat strategi penugasan pertama untuk meningkatkan kemampuan membaca Alquran sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Kedua, mendukung tercapainya kompetensi dasar dalam mata pelajaran agama Islam. Ketiga meningkatkan prestasi belajar dalam membaca Alquran.
Untuk meningkatkan kemampuan membaca Alquran agar dapat mengikuti pembelajaran membaca Alquran dengan menggunakan strategi penugasan. Dengan strategi ini peserta didik akan terampil dan lancar dalam mengikuti pembelajaran membaca Alquran. (bw2/lis)
Guru PAI SMPN 2 Getasan
