RADARSEMARANG.COM, Banyak guru yang pintar. Bahkan sangat menguasai materi yang akan disampaikan kepada peserta didiknya. Namun tidak banyak guru yang bisa dengan mudah dan cepat membuat anak didiknya paham terhadap materi yang disampaikan. Misalnya saja dalam pembelajaran bahasa Inggris, ada guru yang pandai mentransfer ilmu pengetahuannya. Namun ada pula guru yang sebatas mentransfer ilmunya tanpa ada upaya lebih. Nah, di sini sebenarnya tantangan bagi para pendidik untuk bisa mentransfer ilmunya kepada peserta didik dengan berbagai upaya sehingga peserta didik menjadi mudah menangkap dan memahami materi yang disampaikan.
Sesuai kompetensi dasar yang berbunyi; menerapkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait jati diri dan hubungan keluarga, sesuai dengan konteks penggunaannya, maka dalam pelajaran bahasa Inggris kelas sepuluh materi memperkenalkan orang lain (introducing others) guru dituntut untuk bisa menyampaikan materi dengan sangat kreatif dan menyenangkan. Serta bisa memilih metode yang tepat sehingga murid tidak kehilangan minat.
Banyak kosa kata yang berhubungan dengan keluarga (family) yang dapat membantu belajar materi memperkenalkan orang lain (introducing others). Menurut UU No.10 Tahun 1992 keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. Sedangkan WHO (1996) memaknai keluarga sebagai anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau perkawinan. Jadi alasan penulis menggunakan pohon keluarga (family tree) dalam materi tersebut adalah bahwa keluarga merupakan orang terdekat sebelum orang lain. Dan di dalam keluarga sendiri terdapat bagian-bagian atau nama-nama yang berkaitan dengan hubungan darah yang perlu sekali dipelajari sebelum seseorang memperkenalkan orang lain.
Metode pembelajaran menggunakan family tree ini pertama, guru menyajikan gambar berupa pohon keluarga dan menerangkan hubungan antarkeluarga tersebut dengan memberi nama-nama berbahasa Inggris seperti father, mother, son, daughter, dan lain sebagainya. Kedua, murid diminta menirukan kata-kata tersebut dengan pelafalan (pronunciation) yang tepat. Ketiga, guru memberi contoh kalimat yang di dalamnya ada kata-kata yang terdapat di pohon keluarga seperti Dina is my sister, Ahmad is my father. Atau sebaliknya, My sister is Dina, My father is Ahmad. Guru juga memberi contoh pengembangan kalimat misalnya saja Dina is a teacher, dan lain sebagainya. Keempat, guru meminta murid untuk menggambar pohon keluarganya masing masing dan memberi nama serta profesi di sebelah gambar. Terakhir, guru meminta murid menulis beberapa kalimat terkait dengan memperkenalkan anggota keluarganya kemudian maju ke depan dan menjelaskan kepada teman-temannya.
Dengan metode seperti itu, murid tidak mudah bosan dan lebih fokus memperhatikan temannya yang sedang menjelaskan di depan kelas. Selain itu, murid juga terlihat antusias di saat menggambar pohon keluarga dan memperkenalkan kepada teman sekelasnya mengenai silsilah keluarganya. Metode ini telah beberapa kali dipraktikkan oleh murid kelas sepuluh MA Subhanah Subah Kabupaten Batang.
Hasilnya sungguh membanggakan. Beberapa siswa yang belum berkesempatan maju ke depan meminta mengulang materi yang sama di pertemuan berikutnya karena mereka ingin maju dan mempraktikkan hasil family tree yang mereka buat lengkap dengan kalimatnya. (pai2/lis)
Guru MA Subhanah Subah, Kabupaten Batang