28 C
Semarang
Monday, 12 May 2025

Optimalisasi Permainan Dakon dalam Pembelajaran Berhitung di PAUD

Oleh: Marsini, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Keseharian dalam hidup yang dilewati anak-anak tidak lepas dari sebuah permainan. Ragam permainan dari yang tradisional hingga modern mudah didapatkan dan dilakukan. Dalam berbagai aspek bidang kehidupan, permainan kerap menjadi daya tarik anak-anak untuk melakukan sesuatu. Pada hakikatnya bermain adalah kegiatan yang membuat anak-anak merasa senang dan gembira sehingga meminimalisasi penolakan dari mereka. Hal tersebut menjadi celah dalam memanfaatkan permainan yang identik dengan dampak-dampak negatif. Padahal sejatinya dari sebuah permainan terdapat dampak positif yang dapat dioptimalkan apabila benar dalam mengeksekusinya.

Kebermanfaatan yang ditimbulkan dari permainan dalam tumbuh kembang anak menjadi sarana dalam membuat media penyampaian materi pembelajaran. Proses pembelajaran dalam lingkup pendidikan bertujuan untuk menyiapkan generasi menghadapi kehidupan yang nyata kelak. Hal ini pula yang menjadi tujuan pendidikan nasional yakni peserta didik memiliki karakter yang berbudi luhur dan beradab.
Tingkat pendidikan yang penting dan tidak bolek dikesampingkan adalah pendidikan anak usia dini. Pendidikan anak-anak dimulai dari pendidikan anak usia dini atau biasa disebut dengan PAUD. Dalam Bab I pasal 1 ayat 14 Depdiknas ditegaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu pembinaan yang ditujukan pada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam menghadapi pendidikan lebih lanjut. Tingkat pendidikan ini dalam proses pembelajaran dapat mengoptimalkan permainan menjadi sarana untuk mencapai tujuan berdasarkan peraturan yang ada.

Kurikulum yang terdapat dalam tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dirancang agar mampu menjadikan anak menguasasi pengetahuan dan keterampilan matematika yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan untuk memecahkan suatu persoalan. Berhitung menjadi bagian dari konsep bilangan yang menjadi dasar dalam mengembangkan kemampuan matematika atau kesiapan anak untuk mengikuti pendidikan selanjutnya.

Pembelajaran berhitung pada anak usia dini memiliki dampak pada kebiasaan anak untuk berpikir logis, memiliki ketelitian, dan memahami konsep ruang dan waktu. Hal ini berdampak pada kreativitas dan imajinasi anak dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, membantu anak untuk menyesuaikan diri dalam kehidupa sebenarnya. Dalam penyampaian pembelajaran berhitung pada anak usia dini harus memperhatikan beberapa faktor yaitu: (1) dilakukan secara bertahap, (2) dikelompokan sesuai tahap penguasaannya, (3) menggunakan bahasa sederhana, dan (4) membuat suasana yang aman dan menyenangkan. Berdasarkan faktor tersebut, permainan dakon memenuhi beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pembelajaran berhitung pada anak usia dini. Termasuk di TK PGRI 60 Kota Semarang.
Permainan dakon adalah permainan tradisional yang terdiri atas bahan dan alat yang mudah untuk didapat. Pembuatannya yang sederhana dan kebaradaannya yang mudah dicari di pasaran menjadi kelebihan permainan ini untuk dijadikan sebagai media pembelajaran berhitung. Anak-anak juga akan merasa senang karena dapat menjadi alternatif menghilangkan kejenuhan dan rasa bosan dengan menggunakan teknik konvensional seperti berhitung menggunakan jari atau sekedar mendengarkan guru metode ceramah. Melalui permainan tradisional dakon yang biasanya hanya digunakan untuk permainan semata, dengan kreativitas dan inovasi guru dapat menjadi media pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran berhitung menggunakan media dakon adalah sebagai berikut: (1) anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok, (2) masing-masing kelompok harus memiliki pasangan kelompok agar dapat bermain secara berpasang-pasangan, (3) anak-anak mulai memainkan dakon dan akan diberhentikan oleh guru untuk memulai pembelajaran berhitung, (4) anak-anak akan menyebutkan jumlah koin yang terdapat dalam dakon dengan menghitungnya, (5) pasangan kelompok memperhatikan kegiatan yang dilakukan kelompok lain yang sedang berhitung, dan (6) guru menuntun anak-anak untuk memulai berhitung.

Langkah-langkah dalam permainan dakon untuk proses pembelajaran berhitung dapat diubah sesuai kreativias dan inovasi guru. Hal yang terpenting adalah membuat suasana kelas yang menyenangkan agar anak-anak dapat mengikuti pembelajaran tanpa rasa beban. (fbs2/aro)

Guru TK PGRI 60 Kota Semarang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya