RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran pantun kelas V meliputi pengenalan jenis-jenis pantun, mengidentifikasi ciri-ciri pantun, serta menggali isi dan amanat pantun. Tujuan pembelajaran adalah agar peserta didik lebih mudah dalam menghasilkan karya pantun. Dalam penyampaikan materi pantun guru sering mengalami kegagalan membimbing peserta didik untuk menggali isi dan amanat sebuah pantun, meskipun pada tahap pengenalan jenis-jenis pantun dan mengidentifikasi ciri-ciri pantun, peserta didik mampu memahami dengan baik. Hal tersebut terjadi di kelas V SD Negeri 08 Mulyoharjo, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang.
Pembelajaran tema 4 subtema 1 pembelajaran 3 muatan pelajaran Bahasa Indonesia pada kompetensi dasar “Menggali isi dan amanat pantun yang disajikan secara lisan dan tulisan dengan tujuan untuk kesenangan”, salah satu indikator yang diharapkan adalah mencari isi dan amanat yang terdapat dalam pantun nasihat. Terdapat 17 dari 23 peserta didik masih memperoleh skor di bawah KKM 70 atau 74 persen peserta didik. Sedangkan 26 persen atau 6 peserta didik sudah memperoleh skor di atas KKM.
Salah satu faktor yang menyebabkan masih rendahnya kemampuan peserta didik dalam pembelajaran materi pantun adalah guru masih menggunakan media konvensional berupa teks pantun dengan media papan tulis atau teks pantun di buku cetak. Sehingga dapat disimpulkan rendahnya kompetensi peserta didik dalam menggali isi dan amanat pantun disebabkan oleh media yang kurang menarik, peserta didik kurang minat mengikuti pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hal ini berdampak pada rendahnya nilai yang diperoleh peserta didik.
Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan dan mereka bebas memilih (Hurlock, 1995:144). Ditambahkan oleh Wiliam James dalam Usman (1995:27) bahwa minat belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa. Kondisi belajar mengajar yang efektif terjadi karena adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat mempunyai pengaruh yang besar terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu apa saja yang ingin dicapainya. Salah satu cara untuk meningkatkan minat belajar pantun adalah dengan menggunakan media Power Point interaktif.
Menurut Daryanto (2010:163) Power Point merupakan sebuah software yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft berbasis multimedia. Program ini dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi. Dengan berbagai fitur menu yang ada, menjadikan Power Point sebagai media komunikasi yang menarik karena dapat mengolah teks, warna, gambar serta animasi-animasi sesuai kreativitas penggunanya. Dengan menggunakan media Power Point Interaktif pembelajaran dapat dibuat lebih menarik untuk dapat meningkatkan minat peserta didik.
Langkah-langkah pembelajaran pantun dengan menggunakan media Power Point Interaktif yang diterapkan oleh penulis adalah sebagai berikut; 1) Guru melakukan apersepsi, 2) Salah satu siswa membacakan pantun nasihat yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya, 3) Guru melakukan tanya jawab dengan peserta didik tentang jenis pantun dan ciri-ciri pantun, 4) Guru menayangkan sebuah pantun nasihat dengan media PowerPoint Interaktif, 5) Guru membimbing peserta didik untuk menemukan amanat dari pantun nasihat yang ditayangkan, 6) Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran yang telah disampaikan, 7) Guru menayangkan beberapa contoh pantun nasihat melalui media Power Point Interaktif, peserta didik secara mandiri menggali isi dan amanat pantun, kemudian menuliskannya kedalam lembar kerja siswa.
Dengan menggunakan media Power Point Interaktif pada pembelajaran menggali isi dan amanat pantun, dapat meningkatkan minat belajar peserta didik. Hal itu dapat dilihat dari peningkatan ketuntasan hasil belajar peserta didik yang pada kondisi awal hanya 26 persen menjadi 87 persen dari 23 yaitu 20 peserta didik. (ti1/aro)
Guru SD Negeri 08 Mulyoharjo, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang