RADARSEMARANG.COM, BERCERITA merupakan salah satu kebiasaan masyarakat sejak dahulu sampai sekarang. Hampir setiap siswa yang telah menikmati cerita, selalu siap menceritakannya kembali. Terutama jika cerita tersebut mengesankan bagi siswa. Bercerita merupakan salah satu bentuk tugas kemampuan berbicara yang bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan berbicara yang bersifat pragmatis. Ada dua unsur penting yang harus dikuasai siswa dalam bercerita, yaitu linguistik dan unsur apa yang diceritakan. Ketepatan ucapan, tata bahasa, kosa kata, 3 kefasihan dan kelancaran, menggambarkan bahwa siswa memiliki kemampuan berbicara yang baik (Nurgiyantoro, 2001:289).
Berdasarkan hasil capaian KKM dalam KD 3.9 tentang ungkapan keluarga inti secara lisan atau tulisan pada siswa kelas satu SDN 02 Pelutan Pemalang ditemukan bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam bercerita. Hal tersebut terbukti dari daftar nilai siswa yang masih di bawah harapan. Dari 32 siswa di kelas 1, terdapat 21 siswa yang belum mencapai KKM atau sebesar 65,7 persen. Siswa yang belum mencapai KKM, maka belum bisa dinyatakan tuntas dalam kegiatan pembelajaran bercerita.
Salah satu media yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan bercerita siswa adalah media poster. Yakni, kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di ingatannya. Selain itu, penerapan metode pembelajaran yang tepat juga dapat mendukung kemampuan siswa dalam bercerita. Salah satu metode pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan bercerita adalah pembelajaran tipe Picture and Picture. Yakni, pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Media poster ini juga memiliki warna yang menarik.
Langkah-langkah pembelajaran dengan metode Picture and Picture dengan media poster sebagai berikut, pertama, guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator ketercapaian yang harus siswa kuasai. Kedua, guru melakukan presentasi materi. Pada tahap ini, guru harus berhasil memberikan motivasi pada beberapa siswa yang kemungkinan masih belum siap. Ketiga, penyajian gambar, guru menyajikan gambar poster keluarga dan mengajak siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar anggota keluarga yang ditujukkan. Dengan gambar, pengajar akan lebih hemat energi, dan siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Keempat, pemasangan gambar. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk memasangkan gambar anggota keluarga secara berurutan sesuai dengan hubungan kerabatan. Guru juga bisa melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif. Sebab, siswa cenderung merasa tertekan. Salah satu caranya adalah dengan undian, sehingga siswa merasa harus benar-benar siap untuk menjalankan tugas yang diberikan. Kelima, penjajakan. Tahap ini mengharuskan guru untuk menanyakan kepada siswa tentang alasan/urutan gambar yang disusunnya. Setelah itu, siswa bisa diajak untuk menceritakan anggota keluarga dalam gambar poster berdasarkan indikator-indikator yang ingin dicapai. Diakhir pembelajaran, guru dan siswa saling berefleksi mengenai apa yang telah dicapai dalam menceritakan anggota keluarga berdasarkan poster. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat materi dan kompetensi dalam ingatan siswa.
Pemanfaatan model ini, ternyata dapat meningkatkan kemampuan bercerita siswa di kelas satu SDN 02 Pelutan Pemalang yang dibuktikan dengan meningkatnya rata-rata KKM hingga mencapai ketuntasan sebesar 92,7 persen. (ti1/ida)
Guru SDN 02 Pelutan, Pemalang