34 C
Semarang
Saturday, 1 November 2025

Menanamkan Karakter Unggah Ungguh melalui Pembelajaran Bahasa Jawa Berbasis Inquiry

Oleh: Yuliati Kusumaningsih, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya yang beragam. Tiap daerah memiliki kebiasaan dan tradisi yang berbeda-beda. Begitupun dengan dengan masyarakat suku Jawa khususnya Jawa Tengah yang terkenal dengan kesopanan, unggah ungguh atau tata krama dan kelembutannya.

Akan tetapi kebiasaan dan tradisi ini semakin tergerus dan memudar dengan berkembangnya teknologi yang semakin modern. Kondisi tersebut tersebut membuat kita sebagai orang Jawa semakin miris dan prihatin apalagi bagi kami para guru bahasa Jawa yang senantiasa berupaya untuk nguri-nguri budaya Jawa yang adiluhung ini.

Kondisi tersebut menjadikan guru bahasa Jawa tertantang untuk senantiasa menjaga dan menanamkan budaya unggah ungguh melalui pembelajaran bahasa Jawa berbasis inquiry sebagaimana yang penulis laksanakan pada pembelajaran bahasa Jawa di SMPN 5 Sragi, Kabupaten Pekalongan pada pembelajaran kelas VII pada KD. Memahami isi teks cerita rakyat.

Karakter adalah gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan yang diterima dari lingkungan. Misalnya lingkungan keluarga pada masa kecil dan juga bawaan dari lahir Koesoema (2010:3). Salah satu karakter yang menjadi ciri khas masyarakat Jawa adalah unggah ungguh. Unggah ungguh Jawa sering diartikan sebagai tata krama atau sopan santun seseorang. Sedangkan pembelajaran inquiry menurut Hamdayana (2016:132-182) model pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah.

Tahapan pembelajaran berbasis inquiry menurut Sanjaya (dalam Sitiatava Rizema Putra, 2013: 101-104) adalah tahap orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesa, dan merumuskan kesimpulan.

Adapun tahap-tahap pembelajaran bahasa Jawa berbasis inquiry yang penulis laksanakan adalah tahap pertama orientasi. Yaitu pengenalan materi yang dibahas yaitu memahami salah satu isi teks cerita rakyat masyarakat Jawa yang saratn dengan ajaran unggah ungguhnya.

Kedua, merumuskan masalah. Peserta didik diarahkan pada suatu masalah yang berkaitan dengan materi yang memerlukan pemecahan yaitu memahami makna yang terkandung dalam isi teks cerita rakyat Jawa.
Ketiga merumuskan hipotesis. Peserta didik dilatih untuk membuat hipotesa yaitu jawaban atas atas pertanyaan pada tahap 2. Keempat mengumpulkan data. Peserta didik diajak untuk menggali dan memahami dengan mengumpulkan informasi tentang pesan-pesan yang disampaikan dalam isi cerita rakyat yang dibahas. Pada tahap ini peserta didik dilatih untuk menggunakan seluruh potensi berfikir yang dimilikinya. Kelima, menguji hipotesa. Peserta didik dilatih untuk bersikap jujur, sopan dan percaya diri sehingga dapat menguji hipotesanya berdasarkan data dan fakta. Keenamm merumuskan kesimpulan. Peserta didik dituntut untuk mendiskripsikan temuan yang telah diperolehnya sehingga menghasilkan kesimpulan tentang pesan-pesan yang disampaikan dalam isi cerita rakyat yang sarat dengan ajaran unggah-ungguh yang dimiliki oleh masyarakat Jawa.

Jadi pembelajaran bahasa Jawa berbasis inquiry sebagai upaya menanamkan karakter unggah-ungguh pada peserta didik terletak pada keaktifitas peserta didik untuk menggali sendiri informasi tentang karakter unggah-ungguh yang sebenarnya melalui cerita rakyat masyarakat Jawa.

Dengan menerapkan pembelajaran bahasa Jawa berbasis inquiry proses pembelajaran menjadi hidup dan peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran meskipun dilaksanakan secara daring dengan demikian pembelajaran menjadi lebih bermakna dan tujuan pembelajaran akan tercapai. (ti1/lis)

Guru Bahasa Jawa SMPN 5 Sragi, Kabupaten Pekalongan


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya