RADARSEMARANG.COM, Pendidikan dasar memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan siswa di masa depannya, terutama pendidikan agama Islam. Pentingnya memupuk sebuah fondasi dalam diri siswa sebagai pembangunan karakter yang baik pada pendidikan, akan membentuk siswa menjadi pribadi yang tangguh. Pembiasaan hubungan sosial sejak dini juga menjadi bagian dari pembangunan pendidikan karakter anak, karena pada akhirnya siswa akan dipaksa terjun ke dalam masyarakat yang heterogen dan bervariasi dengan banyaknya perbedaan sikap dan perilaku.
Pelatihan dan pendidikan bersosial harus diupayakan dan dibiasakan dalam proses pembelajaran di kelas. Proses yang melibatkan banyak siswa dalam pembelajaran semakin dapat memunculkan siswa aktif dan kreatif. Siswa diberikan kesempatan bekerja sama untuk dapat mengeksplorasi materi pelajaran dan pengetahuan yang terkait.
Model pembelajaran yang bersifat konvensional sudah seharusnya segera dipurnakan. Model pembelajaran lama yang hanya mengandalkan guru sebagai sumber dari segala pengetahuan atau teacher center akan membuat siswa menjadi terbelenggu pola pikirnya. Model-model lama akan mengakibatkan siswa memiliki ketergantungan yang besar terhadap segala permasalahan yang dihadapi. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah solusi yang tepat guna menciptakan proses pembelajaran yang kondusif dan menarik.
Bern dan Erickson (2001:5) mengungkapkan cooperative learning (pembelajaran kooperatif) merupakan strategi pembelajaran yang mengorganisasi pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil di mana siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran team work. Dejanaz (2006) mendefinisikan team work adalah kemampuan individu untuk melakukan kerja sama dengan baik dalam mencapai maksud dan tujuan tim serta para anggotanya mampu berpartisipasi di dalam tim dan memperoleh kepuasan di dalam tim tersebut. Dengan ciri memiliki tujuan, memahami peran dan tugas, saling percaya dan mendukung serta bertanggung jawab dalam menjalankan tugas-tugas untuk mencapai tujuan bersama.
Penulis sekaligus guru PAI dan BP di SDN 01 Sijeruk Kabupaten Pekalongan turut serta menggunakan model pembelajaran team work di kelas satu pada materi Asmaul Husna.
Langkah-langkahnya dalam pembelajaran yaitu pertama guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran model pembelajaran dan evaluasi serta materi. Kedua guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang terdiri dari 4-5 orang tiap kelompok. Langkah ketiga, guru membagikan lembar kerja yang telah disiapkan kepada tiap kelompok untuk diselesaikan, sambil guru menyampaikan batasan waktu yang disepakati.
Variasi kerja dapat berupa memasangkan tulisan, puzzle, scramble kata dan makna. Kelompok yang menyelesaikan pekerjaan tercepat dan benar akan mendapatkan penghargaan. Pada langkah selanjutnya, masing-masing kelompok menjelaskan lembar kerja yang dilakukan secara sederhana. Kelompok lain diminta untuk ikut andil memberikan penilaian dengan menyematkan tanda keberhasilan.
Langkah terakhir guru memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada masing-masing kelompok sebagai bagian dari penghargaan dan memberikan konfirmasi seputar materi agar lebih paham. Penulis sangat merasa terbantu dengan memanfaatkan model pembelajaran team work, karena minat, motivasi dan hasil belajar siswa menjadi meningkat dengan pesat.(ti1/lis)
Guru SDN 01 Sijeruk, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan