28 C
Semarang
Monday, 23 June 2025

Story Prompts Tingkatkan Kemampuan Mendongeng Siswa

Oleh: Ana Rahmawati Ningsih, S.Pd., M.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, DONGENG merupakan sarana yang paling tepat untuk menanamkan kebaikan dan budi pekerti terhadap anak. Melalui dongeng, anak dapat mengenal bahasa dan berbagai ragam kosakata. Dongeng dapat disampaikan oleh para orang tua sebelum menidurkan anak-anak mereka. Selain itu, guru dapat menyampaikan nasihat-nasihat tentang kebajikan melalui dongeng. Nasihat untuk siswa tanpa menggurui.

Dongeng merupakan salah satu jenis narrative text. Materi pembelajaran kelas 9 semester 2. Pada materi tersebut, siswa diharapkan mampu menguasai beberapa hal. Memahami bacaan, menulis, dan menceritakan kembali dongeng. Tapi, siswa mengalami beberapa hambatan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Masalah yang mendasar adalah perbedaan bahasa, kosakata, dan tata bahasa yang dipakai. Siswa terbiasa mendengarkan dongeng berbahasa Indonesia. Namun, dalam materi pembelajaran narrative text, siswa harus menguasai kosakata bahasa Inggris.

Dalam memahami isi cerita, siswa diharapkan tahu arti setiap kalimat yang tertulis maupun terucap. Faktanya, ketidakmampuan siswa dalam memahami kalimat tersebut membuat hasil penilaian siswa rendah. Mereka tidak tuntas KKM. Di samping itu, teknik pembelajaran yang monoton membuat siswa merasa cepat bosan dalam menerima materi pembelajaran. Hal tersebut berakibat siswa kesulitan dalam memahami bacaan, menulis, dan menceritakan kembali dongeng berbahasa Inggris.

Melchor Bernardo dalam artikelnya yang berjudul 30 Get to Know You Games for Kids, menyatakan bahwa ada sebuah teknik pembelajaran lewat permainan yang merangsang siswa untuk aktif dan terlibat dalam pembelajaran. Teknik permainan ini sesuai dengan materi pembelajaran narrative text. Melalui teknik ini, siswa diharapkan dapat memahami bacaan dongeng dengan cepat. Selain itu, siswa dapat menulis dan menceritakan kembali dongeng yang telah mereka baca atau dengar dengan mudah dan percaya diri. Teknik permainan itu bernama Story Prompts.

Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan teknik Story Prompts, pertama, guru menyiapkan beberapa bacaan dongeng. Sebagai contoh, Frozen, Alice in Wonderland, Snow White, The Little Mermaid, dan lain sebagainya.

Kedua, guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Jumlah kelompok tergantung atas jumlah siswa dalam kelas dan kebijakan guru.

Ketiga, guru meminta siswa secara berkelompok untuk memahami bacaan-bacaan dongeng yang sudah dipersiapkan.

Keempat, guru membagi kartu-kartu pada masing-masing kelompok siswa. Guru telah menuliskan beberapa kata pada salah satu kartu yang dibagikan. Contoh, Once upon a time, there lived ….
Kelima, guru meminta siswa untuk melanjutkan kata-kata tersebut. Siswa dapat mendiskusikannya dengan anggota kelompok. Setiap anggota kelompok dapat melanjutkan kata-kata tersebut menjadi beberapa kalimat. Lalu, kalimat-kalimat tersebut dikembangkan ke dalam beberapa paragraf cerita.

Keenam, setiap kelompok dapat mempresentasikan cerita dongeng versi mereka di depan kelompok lain.

Ketujuh, guru memilih satu atau dua kelompok siswa menjadi pencerita terbaik. Kelompok-kelompok tersebut akan mendapatkan hadiah dari guru.

Kedelapan, guru dan kelompok-kelompok siswa dapat merefleksikan apa yang sudah dikerjakan. Apabila ada kesulitan, siswa langsung dapat bertanya pada guru.
Teknik pembelajaran lewat permainan Story Prompts sudah diterapkan dalam materi pembelajaran narrative text pada kelas 9 semester 2 di SMP Negeri 3 Patebon. Dengan menerapkan teknik ini, siswa dapat memahami bacaan, menulis, dan menceritakan kembali dongeng dengan cepat, mudah, dan percaya diri. (bp1/zal)

Guru SMP Negeri 3 Patebon


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya