28 C
Semarang
Tuesday, 6 May 2025

Serunya Belajar Macapat dengan Sistem Kompetisi

Oleh : Dwi Abas Hasan, S.Pd, M.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran mata pelajaran bahasa Jawa saat ini masih sangat diperlukan bagi siswa. Sedini mungkin siswa harus dikenalkan pada bahasa jawa yang merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh masyarakat di pulau Jawa.

Sebagaimana yang telah dilaksanakan di dunia pendidikan formal mulai SD, SMP, dan SMA mengenai pentingnya pembelajaran bahasa Jawa, mata pelajaran bahasa Jawa tidak hanya mengajarkan tentang kebahasaan saja. Namun juga mengenai adat tradisi, perilaku Jawa, sopan santun dalam bertutur dan bertindak, serta peninggalan-peninggalan khas Jawa baik berupa kebendaan (misalnya pakaian adat) maupun kekayaan intelektual (tembang-tembang jawa).

Salah satu materi yang dipelajari dalam pembelajaran bahasa Jawa di SMA Negeri 1 Kradenan adalah berupa tembang macapat. Dijelaskan Ahli Sastra Jawa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) Darmoko, macapat dapat dimaknai sebagai karya sastra Jawa berbentuk puisi (tembang) yang mempunyai aturan penulisan dan menembangkan yang diatur oleh ikatan-ikatan guru gatra (banyaknya baris setiap baris), guru lagu (jatuhnya bunyi pada akhir baris), dan guru wilangan (banyaknya suku kata pada setiap baris).

Pembelajaran tembang macapat dimulai dengan mendengarkan penjelasan dari guru tentang pengertian dan aturan-aturan yang ada pada tembang macapat. Kemudian guru memberikan beberapa contoh pelafalan tembang macapat yang baik dan benar dengan memutarkan video melalui LCD proyektor. Setelah siswa mengenal dan mendapatkan contoh tentang tembang macapat, guru dapat memberikan instruksi kepada siswa untuk membuat tembang macapat. Tugas membuat tembang macapat ini diberikan berupa tugas rumah siswa, hal ini bertujuan agar siswa memiliki banyak waktu untuk membuat tembang macapat dengan baik serta sesuai guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan.

Pada pertemuan pembelajaran bahasa Jawa berikutnya, guru memberikan instruksi kepada siswa untuk menyajikan tembang macapat hasil karyanya di depan kelas dan siswa lainnya diminta untuk memperhatikan. Setelah siswa menyajikan tembang macapatnya, siswa yang lain diminta untuk memberikan masukan dan saran bagi siswa penembang macapatnya. Guru juga memberikan penilaian terhadap tembang macapat karya siswa, kemudian dipilih 3 terbaik dari seluruh siswa di kelas untuk mendapatkan penghargaan hadiah dari guru.

Pembelajaran tembang macapat ini sangat tepat untuk diberikan kepada siswa agar siswa dapat mengenal dan melestarikan warisan budaya intelektual yang berupa tembang macapat. Dengan adanya siswa SMAN 1 Kradenan mempelajari bahasa Jawa berupa tembang macapat melalui mempraktikkan secara langsung pembuatan maupun pelafalannya akan membuat siswa lebih tertarik untuk belajar bahasa Jawa karena tidak sekedar teori, dan tentunya akan meningkatkan prestasi belajar dan nilai bahasa Jawa siswa di sekolah. (bw1/ton)

Guru Bahasa Jawa SMA Negeri 1 Kradenan


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya