28 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

Pembelajaran PAI dan BP dengan Metode Role Playing

Oleh: Isma Fuaida, S.Pd.I.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pelajaran Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI dan BP) merupakan salah satu pelajaran wajib yang diajarkan di setiap sekolah, mulai SD sampai SMA. Hal ini dikarenakan pelajaran PAI dan BP ini sangat penting, sebagai landasan dalam beribadah kepada Allah SWT. Pelajaran PAI dan BP berisikan tentang ajaran-ajaran Islam, baik itu teori maupun praktik.

Penyampaian materi PAI dan BP ini harus menggunakan metode-metode yang memberikan pengertian dan penghayatan siswa yang mendalam terhadap materi. Agar dapat meningkatkan hasil yang mendalam terhadap pemahaman dan penghayatan, maka harus menggunkan metode yang tepat dan sesuai dengan materi yang hendak disampaikan. Faktor terpenting dalam meningkatkan kualitas dan efektivitas penyampaian materi pembelajaran PAI dan BP adalah guru. Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Seorang guru harus mampu mengorganisasikan kelas, mampu menggunakan metode mengajar yang tepat, mampu menggunakan strategi belajar mengajar yang tepat serta sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Belajar merupakan proses perubahan perilaku seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. Sementara itu, pembelajaran adalah penyediaan kondisi yang mengakibatkan terjadinya proses belajar pada diri peserta didik (Fahyuni, 2016).

Salah satu metode pembelajaran yang menyenangkan dan dapat membuat siswa aktif dalam proses belajar adalah dengan metode pembelajaran bermain peran (role playing). Metode pembelajaran role playing adalah metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bermain peran sesuai dengan materi yang diajarkan. Dengan bermain peran, maka siswa diharapkan mampu memahami secara langsung tentang materi yang disampaikan oleh guru, karena siswa langsung berhubungan dengan materi tersebut. Siswa juga dapat mengoreksi atau menambahkan dialog yang telah dibuat guru. Sehingga siswa dapat lebih aktif dalam belajar dan dapat berpikir kritis.

Permasalahan yang sering dijumpai dalam pembelajaran PAI dan BP adalah bagaimana menyampaikan materi kepada siswa secara baik, menarik dan tidak monoton. Masih banyak guru yang menggunakan metode dengan hanya melihatkan video atau bercerita. Tetapi hal itu penulis rasa masih mendapatkan respon yang kurang memuaskan dari siswa. Mereka masih kurang bersemangat dengan metode tersebut.

Role playing atau bermain peran atau teknik sosiodrama adalah suatu jenis teknik simulasi yang umumnya digunakan untuk pendidikan sosial dan hubungan antarinsan (Oemar Hamalik:2009). Para siswa berpartisipasi sebagai pemain dengan peran tertentu atau sebagai pengamat (observer) tergantung pada tujuan-tujuan dari penerapan teknik tersebut.

Langkah-langkah pelaksanaan metode pembelajaran dengan bermain peran di SMP Negeri 2 Wonopringgo adalah guru menyusun / menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario satu minggu sebelum KBM. guru membentuk kelompok yang anggotanya lima orang atau lebih, serta memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk memainkan skenario yang sudah dipersiapkan. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, kemudian masing-masing mengamati skenario yang sedang diperagakan oleh para pemain. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya. Guru memberikan kesimpulan secara umum dan evaluasi.

Setelah diterapkan di SMP Negeri 2 Wonopringgo, ada beberapa keunggulan metode role playing ini, di antaranya siswa terlatih untuk dapat mendramatisasikan sesuatu dan juga melatih keberanian mereka. Kelas akan menjadi lebih hidup karena menarik perhatian para siswa. Siswa dapat menghayati suatu peristiwa, sehingga mudah mengambil suatu kesimpulan berdasarkan pengamatan. Siswa dilatih dalam menyusunan buah pikir secara teratur. Meskipun metode ini banyak memiliki kelebihan dalam penggunaannya untuk pembelajaran, ternyata metode ini juga mempunyai beberapa kelemahan, di antaranya jika siswa kurang mempersiapkan diri dengan baik, maka kemungkinan tidak akan dilakukan dengan sungguh-sungguh, selain itu juga bermain peran menyita banyak waktu dalam pembelajaran.
Melalui pembelajaran ini, penulis simpulkan bahwa minat belajar adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan pelajaran yang mana disertai dengan rasa senang ketika mengikuti pelajaran tersebut. Hal ini terjadi pada semua siswa tanpa terkecuali. Jadi, pembelajaran PAI dan BP dengan menggunakan metode role playing membuat minat belajar siswa SMP Negeri 2 Wonopringgo semakin meningkat.(bw2/aro)

Guru PAI dan Budi Pekerti SMP Negeri 2 Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya