RADARSEMARANG.COM, Tahun 2020 menjadi tahun yang berat bagi kita semua, hingga saat ini Indonesia masih dilanda pandemi covid-19. Covid-19 membawa dampak yang luar biasa terhadap semua bidang salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyatakan bahwa salah satu sektor yang terdampak adanya wabah ini adalah dunia pendidikan (Purwanto dkk, 2020:1).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI mengeluarkan Surat Edaran No 42 tahun 2020 tentang pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam masa darurat penyebaran covid-19 yaitu proses belajar dari rumah atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Kondisi PJJ inilah yang membuat guru berpikir bagaimana materi yang disampaikan dapat menarik minat dan dipahami peserta didik, oleh karena itu teknologi menjadi salah satu media yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi.
Perkembangan teknologi memiliki pengaruh besar terhadap perubahan pembelajaran dengan kata lain dari pembelajaran konvensional menjadi ke modern. Gheytasi, Azizifar & Gowhary dalam Khusniyah dan Hakim (2019:21) menyebutkan dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya teknologi memberikan banyak pengaruh positif terhadap pembelajaran.
Salah satu langkah yang dilakukan dalam PJJ di SMP Negeri 2 Jambu menggunakan salah satu aplikasi Padlet dalam pembelajaran Bahasa Jawa kelas IX dalam materi Prosesi Upacara Panggih. Aplikasi Padlet mempunyai kelebihan yaitu fitur-fitur dalam aplikasi padlet lebih menarik kalau dijaman milenal seperti sekarang layak seperti instagram, sehingga anak-anak lebih cepat merespons dibandingkan dengan aplikasi yang lain. Selain bisa posting foto, video, suara anak anak juga bisa posting like dan berkomentar di fitur comment terhadap materi ataupun penugasan yang diposting oleh guru.
Kelebihan lain aplikasi Padlet adalah peserta didik tidak harus mendownload aplikasi Padlet untuk masuk ke aplikasi. Peserta didik dapat masuk ke dalam aplikasi Padlet dari link yang di-share atau dibagikan oleh guru, sehingga tidak menyita banyak kuota. Kondisi demikian sangat sesuai dengan kondisi geografis letak sekolah SMP Negeri 2 Jambu yang berada di pedesaan.
Guru melakukan kegiatan pendahuluan dengan menyapa peserta didik, kesiapan belajar dan siswa mulai absen dengan menuliskan nama dan nomor absen. Selanjutnya guru meminta peserta didik untuk melakukan literasi materi upacara adat yang berupa foto tentang urutan prosesi upacara panggih. Di sini peserta didik dapat memberikan posting like dan berkomentar dengan bertanya tentang postingan yang diberikan oleh guru. Sehingga komunikasi dua arah antara guru dan peserta didik dapat terjalin, dan bukan satu arah (berpusat keguru).
Ketika belajar tentang prosesi upacara panggih, permainannya sederhana mereka memilih satu tahapan prosesi upacara panggih yang guru tulis di wall (dinding). Kemudian guru mengajak murid untuk berkeliling memilih satu tahapan tersebut, guru meminta siswa untuk berpikir makna dari gambar tersebut, mereka juga harus menyertakan alasannya. Dengan demikian Padlet ini menjadi “kertas” untuk siswa berargumentasi. Dengan satu wall (dinding) guru langsung dapat melihat argumen dan memberikan feedback kepada siswa. Karena aplikasi ini dapat digunakan guru sebagai pengganti papan tulis konvensional.
Dengan demikian Padlet membuat peserta didik tertantang untuk berinteraksi lewat berargumentasi dan lebih menarik minat siswa terbukti dengan respons siswa yang aktif mengikuti pembelajaran Bahasa Jawa. (bw1/ton)
Guru SMPN 2 Jambu