RADARSEMARANG.COM, Belajar adalah sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena mereka merupakan kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi, yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama.
Memperhatikan peran yang penting, maka menjadi sebuah keharusan bagi guru untuk menerapkan metode pembelajaran yang efektif dan efisien, dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan. Metode pembelajaran yang memungkinkan untuk bisa gunakan, di antaranya: metode debat, metode role playing, maupun metode pemecahan masalah (problem solving). Guru harus cermat melihat kondisi peserta didik, di mana kondisi peserta didik sangat penting untuk diperhatikan agar dapat mengetahui bagaimana dan seberapa minat terhadap suatu kompetensi keahlian yang dipelajarinya.
Berdasarkan permasalahan di atas, perlu adanya penerapan metode pembelajaran yang tepat agar materi yang disampaikan dapat dipahami oleh peserta didik dan peserta didik pun tidak lagi pasif dan merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Menurut Nana Sudjana (2005) metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat pengajaran berlangsung. Metode pembelajaran yang menitikberatkan kepada peserta didik menjadi aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, satu di antaranya adalah metode role playing menurut Miftahul A’la (2011) adalah cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan yang dimiliki oleh setiap peserta didik.
Menurut Rustaman, dkk (2005) pembelajaran dengan metode role playing adalah pembelajaran dengan cara seolah-olah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang konsep. Menurut Asep Saepudin (2008), metode role playing selain memberikan suasana berbeda dalam belajar, juga lebih bermakna karena peserta didik bisa merasakan langsung suasana yang tercipta ketika melakukan role playing dengan suasana yang sesungguhnya terjadi.
Berdasarkan pengertian metode role playing dan latar belakang di atas, maka digunakan metode role playing sebagai alternatif metode pembelajaran pada materi housekeeping yang bertujuan memberikan pemahaman konsep pelajaran dapat tertanam dengan baik dan mudah diingat untuk waktu yang lama, dapat memberikan semangat dan menumbuhkan kerja sama antarsesama peserta didik, dan memberikan suatu pembelajaran yang menarik bagi peserta didik sehingga peserta didik lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dengan menggunakan metode role playing ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar pada mata pelajaran housekeeping.
Dalam pembelajaran dengan model role playing, aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar mengajar. Aktivitas siswa dalam hal ini baik secara fisik maupun secara mental aktif. Jadi tidak ada gunanya guru melakukan kegiatan interaksi belajar mengajar kalau siswa hanya pasif saja, maka siswalah yang harus melakukannya (Sardiman , 2008:17)
Housekeeping bertanggung jawab terhadap kebersihan dan pemeliharaan kamar tamu (Al Bataafi : 228), sehingga petugas housekeeping harus melaksanakan prosedur pembersihan kamar dengan menerapkan nilai-nilai: kejujuran, kemampuan berpikir logis, mampu mengatasi masalah yang dihadapi saat bekerja, kemampuan fisik yang stamina.
Pelaksanaan metode role playing mata pelajaran housekeeping dimulai: pertama, guru memberikan apersepsi kepada peserta didik dengan menanyakan seputar materi yang telah dipelajari sebelumnya dan materi yang akan disampaikan (housekeeping ) untuk memotivasi peserta didik dalam melaksanakan kegiatan praktik yang akan dilaksanakan untuk memudahkan melakukan pemeranan praktik. Kedua, guru meminta peserta didik untuk memperagakan bagaimana prosedur pembersihan kamar tamu dalam pelajaran housekeeping. Ketiga, guru memberikan kesempatan tiap kelompok dan meminta kepada peserta didik yang belum tampil untuk menjadi pengamat saat pemeranan berlangsung dan setelah selesai.
Keempat, guru menyiapkan lembar observasi untuk melihat pengaruh tindakan yang dilakukan. Kelima, guru bersama-sama peserta didik lain memberikan semangat atas pemeranan yang telah dilakuan, guru menyampaikan pengalaman mengenai tema role playing dan memberikan kesempatan peserta didik untuk menyampaikan pengalamannya memerankan.
Keenam, guru mengakhiri pemeranan dan mempersilakan pemeran untuk duduk kembali, dan guru menyampaikan kesimpulan mengenai tema role playing dan memberikan kesempatan perserta didik lainnya untuk menyampaikan pengalamannya dengan metode pembelajaran role playing. Selanjutnya guru menginformasikan bahwa pertemuan yang akan datang akan dilakukan evaluasi, dan peserta didik diharapkan belajar lebih giat lagi di rumah mengenai semua materi yang telah dipelajari.
Proses pembelajaran bermain peran terlihat sederhana, namun guru maupun siswa akan merasakan manfaat yang besar. Siswa akan menjadi lebih fokus dan menikmati pembelajaran karena merasa nyaman, asyik, serta tidak merasa bosan dan terpaksa dalam menerima materi pelajaran. Sebagai guru, kita juga akan merasa senang dan bangga apabila siswa-siswi kita mampu menyerap pelajaran yang kita ajarkan ke dalam tatanan yang lebih komprehensif secara optimal. (pai2/aro)
Guru Perhotelan SMK Negeri 6 Semarang