RADARSEMARANG.COM, Menjadi guru bukan takdir yang terpaksa. Guru adalah profesi yang tak mudah, karena setiap hari harus menghadapi benda hidup yaitu para siswa yang tak berlatar belakang dan permasalahan sama. Begitu pula penulis, sebagai guru TK Handayani 15 Cikadu – Watukumpul Pemalang, yang merasa terpanggil ingin membuktikan sebagai guru TK idola di hadapan siswa dan guru-guru lain.
Apakah kita guru hits (populer) yang jadi idola para siswa? Apakah kita sudah menjadi guru hebat dan profesional? Jika ya, karakter apa saja yang melekat pada kita? Berbicara soal sosok guru idola, tidak akan terlepas dari pendidikan karakter. Guru mendidik, membimbing, mengajar siswa agar berpengetahuan dan berketerampilan dibidang pelajaran serta menilai dan mengevaluasi penguasaan seluruh siswa terhadap satu atau lebih cermat, guna juga berkewajiban dan bertanggung jawab mendidik siswa agar mampu bersikap dan bertingkah laku baik, entah di rumah, sekolah maupun masyarakat.
Guru idola harus dapat menjadi sosok guru hits dan profesional. Guru selalu bisa menjadi sosok hits sekaligus profesional, tetap berperilaku sesuai dengan kaidah nurani dan bisa mendidik karakter siswa.
Karena itu, guru harus menjadi sosok yang dapat diteladani para siswa. Bagi para siswa, guru idola adalah inspirasi dan penyemangat dalam belajar. Guru yang bisa membuat mereka merasa aman dan nyaman mengikuti pelajaran bagi siswa TK. Guru idola siswa periang dan ramah, mudah akrab dengan siswa, antusias dan bersemangat mengajar, menghormati dan menghargai siswa. Mereka peduli dan selalu membantu siswa yang membutuhkan, kreatif dan menarik, mahir teknologi dan pembelajaran sepanjang hayat. Juga peka dan pengertian atas permasalahan siswa, menguasai materi pelajaran dan konsisten antara kata dan perbuatannya.
Kualitas pendidikan bangsa ditentukan para guru. Guru ujung tombak keberhasilan dunia pendidikan. Guru poros utama pendidikan, ia penentu kemajuan suatu negara pada masa depan. Gurulah yang bertatap muka dengan siswa, sebagai guru dan secanggih apapun kurikulum dan perencanaan strategi pendidikan, tanpa guru berkualitas tidak akan mencapai hasil optimal.
Namun realita di kalangan, tak semua guru berkemauan terus bekerja dan belajar dengan baik. Tak semua guru berkeinginan maju dan berkembang, sayangnya kita tidak menjadi guru yang terjebak rutinitas serta cenderung bekerja hanya demi mengharap gaji dan tunjangan. Namun menjadi guru aktif yang mencintai berbagai cara serta merasa hidup berkah menyebarkan ilmu kepada siswa.
Menjadi guru hits dan profesional yang jadi idola dan inspirasi bagi siswa bisa kita kembalikan ke diri kita masing – masing. Jika merasa belum menjadi guru yang baik, mari instrospeksi, mengapa tidak profesional? Mari kita ubah diri kita menjadi lebih baik kita pegang teguh ajaran mahadahsyatnya Ki Hajar Dewantoro “ing ngarso sung tulodo, ing madyo mbangun karso, tutwuri handayani”, di depan menjadi teladan, di tengah membangun semangat dan di belakang memberikan dorongan.
Jadi dalam hal ini, guru sebagai garda depan pembelajaran mengupgrade kemampuannya untuk mendesain, melakukan, menilai dan mengrefleksikan pembelajaran dengan menerapkan prinsip – prinsip pembelajaran yang memotivasi misi dan menfasilitasi siswa menggunakan pengalaman dan lingkungan sosial sebagai sumber belajar untuk mengaktualisasi diri dalam skenario pembelajaran yang dikelolanya. (btj2.1/ton)
Guru TK Handayani 15 Cikadu, Watukumpul, Pemalang.