25.1 C
Semarang
Saturday, 21 June 2025

Pahami Peta Asyik dengan Media Puzzle

Oleh : Heni Susilowati, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, ILMU Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang sudah diberikan mulai jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Pendidikan IPS tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan semata, melainkan juga harus berorientasi pada perkembangan keterampilan berpikir kritis, sikap dan kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kenyataan kehidupan sosial kemasyarakatan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan bagi kehidupan sosial di masyarakat.

Menurut Trianto (2010:171) IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik hukum dan budaya. IPS untuk jenjang Sekolah Dasar lebih menekankan kepada dimensi pedagogik, psikologis, serta karakteristik kemampuan berpikir kritis. Sedangkan pemahaman menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah sesuatu hal yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar.

Berdasarkan pengamatan di SDN 2 Tegalrejo Ngadirejo, pada pelajaran IPS khususnya materi peta, guru masih menggunakan media gambar untuk diperlihatkan kepada siswa, hal ini dianggap belum optimal dikarenakan kemampuan dan daya serap siswa berbeda-beda, ada siswa yang paham hanya dengan melihat gambar, dan ada siswa yang paham ketika mengerjakan sesuatu secara mandiri. Sehingga hal ini berdampak pada aktivitas belajar siswa dimana pembelajaran berpusat pada guru, yang seharusnya adalah berpusat pada siswa. Penggunaan media gambar pada meteri peta, membuat siswa masih mengalami kesulitan dan mudah lupa dalam memahami dan menunjukkan daerah dan batas-batas wilayah pada peta tersebut. Menurut International Cartographic Association (ICA) Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan benda-benda angkasa. Maka di SDN 2 Tegalrejo pada materi peta menggunakan media puzzle.
Puzzle adalah suatu gambar yang dibagi menjadi potongan-potongan gambar yang bertujuan untuk mengasah daya pikir, melatih kesabaran dan membiasakan kemampuan berbagi. Selain itu, puzzle juga dapat disebut permainan edukasi karena tidak hanya untuk bermain, tetapi juga mengasah otak dan melatih antara kecepatan pikiran dan tangan. Oleh karena itu penggunaan media puzzle dalam pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Langkah-langkah pembelajaran peta dengan media puzzle yaitu: guru mempersiapkan gambar peta, misal peta Indonesia, guru menggunting peta berukuran 40cm x 60cm menjadi potongan-potongan, semakin banyak potongan, semakin tinggi tingkat kesulitannya, kemudian potongan pulau itu diberikan kepada siswa secara berkelompok yang anggotannya 4-6 siswa, siswa memasangkan potongan pulau itu ke dalam mal yang telah disediakan +_ 15 menit. Bagi kelompok yang sudah benar, harus melaksanakan presentasi di depan kelas dengan menunjukkan dan menyebutkan nama pulau. Bagi yang belum selesai diberi bimbingan untuk menyelesaikannya. Mudah, bukan? Kelebihan menggunakan media puzzle adalah memperkuat daya ingat, melatih konsentrasi, ketelitian, dan kesabaran. Sedangkan kelemahannya adalah membutuhkan waktu yang lebih panjang.

Dari segi kognitif, media puzzle mampu menginterpretasikan kemampuan siswa menyelesaikan masalah dengan menggunakan logika, dari segi afektif media ini dapat menginterpretasikan sikap siswa yang teliti, tekun, sabar dan kemampuan bekerja sama dengan teman kelompok, dari ranah psikomotor tercermin keaktifan siswa saat mencari potongan puzzle yang secara tidak langsung meningkatkan kemampuan koordinasi mata dan tangan. Dengan media puzzle siswa lebih mudah menangkap ilmu jika diberikan lewat permainan. Jadi pembelajaran peta dengan media puzzle dapat meningkatkan kecerdasan kinesthetic, visual-spatial dan kecerdasan logika matematis. (bp1/zal)

Guru SDN 2 Tegalrejo Ngadirejo


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya