RADARSEMARANG.COM, IKAN merupakan hasil perikanan yang diperoleh dari air tawar, air payau, dan air laut. Di Indonesia ikan dapat diperoleh dengan mudah di pasaran. Makanan dari bahan pangan jenis ini, banyak diminati orang untuk menjadi pilihan konsumsi sehari-hari selain sehat, harganya murah, mudah didapat, dan pengolahannnya cepat. Kini banyak diproduksi pangan olahan dari bahan ikan yang sudah dibuat menjadi instant (cepat saji) seperti sosis, bakso, nuget dan lain-lain.
Dalam pembelajaran Prakarya aspek pengolahan diharapkan adanya metode yang dapat meningkatkan keterampilan peserta didik. Terutama memperoleh konsep-konsep prakarya, menumbuhkan nilai dan sikap ilmiah, serta menerapkan konsep dan prinsip sains untuk menghasilkan suatu karya yang dapat menjadi solusi atas permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan manusia.
Salah satu materi pada mata pelajaran Prakarya yang dianggap sulit oleh siswa adalah materi Pengolahan. Hal tersebut diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara terhadap siswa, dibuktikan dengan hasil ulangan harian siswa yang kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Berdasarkan hal tersebut, perlu dicari solusi dalam mengatasi permasalahan agar siswa memperoleh hasil belajar yang baik. Oleh karena itu, untuk memperbaiki proses belajar mengajar mata pelajaran Prakarya, guru menerapkan metode pembelajaran penemuan terbimbing. Metode penemuan terbimbing adalah metode pembelajaran penemuan yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh siswa berdasarkan petunjuk guru (Ali 2004 :87). Metode ini dilakukan karena siswa yang masih SMP belum begitu tahu cara memasak olahan pangan dari ikan menjadi produk setengah jadi. Untuk memberikan bekal ilmu, maka siswa perlu dilatih untuk membuatnya dengan bimbingan dari guru. Harapannya, siswa bisa mengerjakan atau membuat sendiri dan berkreasi dari bahan perikanan yang lain.
Materi pengolahan di SMP Negeri 1 Warungasem yang perlu ditingkatkan keterampilannya dengan metode pembelajaran penemuan terbimbing adalah materi mengolah bahan pangan dari ikan menjadi kerupuk. Pada materi ini, siswa diberi tugas dengan dibimbing guru untuk merencanakan bahan ikan, lalu memisahkan daging dan durinya, daging kemudian dicincang atau diblender hingga halus. Tuangkan daging ikan halus ke dalam tepung tapioka, bumbu-bumbu, telur, uleni hingga tercampur rata, bungkus dengan plastik atau daun pisang kukus hingga matang. Setelah dingin, iris tipis, jemur hingga kering. Setelah kering kemas dengan plastik press. Kalau akan dikonsumsi goreng dengan minyak yang banyak. Siswa selanjutnya dibimbing untuk mencoba dengan bumbu dan bahan dari ikan yang lain dan dilakukan secara kelompok atau mandiri.
Dengan menggunakan metode penemuan terbimbing tersebut ternyata para siswa mampu membuat kerupuk dari bahan perikanan berupa kerupuk ikan dengan bentuk dan rasa yang tidak kalah dengan yang dijual di pasaran. Harapan dari guru, para siswa dapat menerapkan dalam masyarakat untuk belajar berwirausaha dengan mengemas dan menjualnya. (pai2/ida)
Guru Prakarya SMP Negeri 1 Warungasem, Kabupaten Batang