RADARSEMARANG.COM, Dunia pendidikan selalu mengalami perubahan mengikuti perkembangan jaman. Indonesia merupakan salah satu negara yang berusaha meningkatkan pendidikan baik secara kualitatif maupun secara kualitatif. Ini semua dilakukan untuk menghadapi persaingan di era global yang semakin ketat.
Proses pembelajaran yang berhasil guna memerlukan teknik, metode, model dan pendekatan tertentu sesuai dengan karakteristik tujuan, peserta didik, materi, dan sumber daya sehingga diperlukan strategi yang tepat dan efektif. Upaya yang dapat segera dilakukan pendidik adalah merancang model pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan peserta didik dan mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang berdampak pada peningkatan pada aktivitas dan hasil belajar. Penentuan model pembelajaran menjadi solusi utama untuk menjawab permasalahan tersebut.
Discovery learning menurut Sund dalam Suryabrata (2002:193) adalah aktivitas intelektual peserta didik dimana mereka mampu menguraikan sebuah prinsip atau konsep, Aktivitas intelektual di antaranya adalah mengobservasi, memahami, mampu mengklasifikasikan, menciptakan asumsi, menjabarkan, menakar, menciptakan kesimpulan. Model discovery learning merupakan gabungan teknik intruksional dan filsafat mengajar yang mengembangkan kerja sama antarpeserta didik untuk memaksimalkan pembelajaran peserta didik sendiri dan belajar dari temannya.
Setiawan (2009:16) menyatakan lingkungan mampu menyajikan berbagai kebutuhan siswa untuk belajar. Pembelajaran berbasis lingkungan adalah suatu pembelajaran yang menggunakan objek belajar sebagai pengalaman nyata, mengamati secara lansung, memeroleh data-data secara akurat dan dapat belajar secara mandiri ataupun berkelompok. Pembelajaran dengan model discovery learning berbasis lingkungan sangat cocok diterapkan untuk pembelajaran IPA.
Model discovery learning berbasis lingkungan membuat peserta didik lebih aktif dan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Hal itu karena pembelajaran menekankan kepada peserta didik untuk membangun pengetahuannya sendiri dengan memberi permasalahan nyata yang akan memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik dalam pemecahannya.
Adapun langkah-langkah model discovery learning berbasis lingkungan adalah stimulasi atau pemberian ransangan, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan menarik kesimpulan atau generalisasi. Model discovery learning akan lebih bermakna apabila didukung dengan lingkungan sebagai sumber belajarnya. Dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar dapat dapat memberikan peserta didik pengalaman nyata, mengamati secara lansung, memeroleh data-data secara akurat dan dapat belajar secara mandiri ataupun berkelompok.
Peserta didik begitu menikmati dan antusias pada saat pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran sehingga peserta didik mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan materi pembelajaran dengan lingkungan nyata.
Indikator yang digunakan adalah nilai hasil penilian harian adalah hasil belajar dan data hasil observasi dalam pembelajaran sebagai aktivitas peserta didik. Hasil penilian harian mengalami peningkatan yang signifikan antara penilian.ini dapat dilihat dari Hasil belajar I dan II menunjukan bahwa rata-rata 78,3 menjadi 82,5 sehingga naik 4,2. Sedangkan ketuntasan dari 81,3 menjadi 93,8 sehingga ada kenaikan 12,5. Demikian juga keaktifan peserta didik yang mengalami peningkatan dalam setiap pembelajaran. Hal ini dilihat dari hasil observasi aktivitas I dan II menunjukan bahwa nilai rata-rata keaktifan dari 77,6 menjadi 81,0 kategori sangat aktif sehingga naik sebesar 3,4.
Dengan demikian pembelajaran IPA menggunakan model discovery learning berbasis lingkungan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. (pai2/lis)
Guru SMPN 1 Warungasem