RADARSEMARANG.COM, Bagi sebagian besar siswa matematika merupakan pelajaran yang sulit karena matematika yang bersifat abstrak, logis, sistematis, dan penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang membingungkan. Pada materi pecahan di SMP negeri 6 Taman siswa mempunyai motivasi yang rendah untuk menyelesaikan soal operasi hitung pecahan sehingga diperoleh nilai yang rendah pada materi tersebut.
Oleh sebab itu, guru sebagai tenaga pendidik harus bisa membuat suatu pembelajaran yang menyenangkan dan menghilangkan persepsi matematika sebagai pelajaran yang sulit, di antaranya adalah dengan menggunakan permainan matematika yaitu ular tangga.
Dalam mempelajari matematika yang abstrak maka siswa memerlukan alat bantu media sehingga mempermudah dalam memahami materi pembelajaran. Permainan matematika adalah sesuatu kegiatan yang menyenangkan (menggembirakan) yang dapat menunjang tercapainya tujuan instruksional dalam pengajaran matematika baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik” (Ruseffendi, 2006: 312).
Berdasarkan pernyataan tersebut, bahwa setiap permainan tidak bisa disebut permainan matematika. Karena permainan matematika bukan sekadar membuat siswa senang dan tertawa, tetapi harus menunjang tujuan instruksional pengajaran matematika baik aspek kognitif, afektif, maupun kognitif.
Permainan ular tangga pecahan seperti pada permainan ular tangga yang sering dimainkan oleh anak-anak. Bahan yang digunakan untuk membuat permainan ini adalah kertas manila yang dibuat kotak. Pada setiap kotak diisikan soal pecahan dan pada beberapa kotak digambarkan sejumlah ular atau tangga yang menghubungkannya dengan kotak lain, jawaban pecahan ditulis pada kertas lain sebagai kunci jawaban.
Untuk menentukan langkah setiap pemain menggunakan dadu yang bernomor 1sampai 6, dan setiap pemain mempunyai bidak masing-masing yang berbeda warna.
Permainan ini dimainkan oleh 2 sampai 6 anak. Setiap pemain mulai dengan bidaknya di kotak pertama (biasanya kotak di sudut kiri bawah), dengan cara suit pemain yang menang mulai melempar dadunya dan menjalankan bidaknya sesuai dengan mata dadu yang muncul. Pada kotak bidak pemain tersebut berhenti, ia harus menjawab pertanyaan yang ada di kotak tersebut. Jika ia dapat menjawab dengan benar maka bidaknya akan tetap berada pada kotak tersebut dan jika ia tidak dapat menjawab soal dengan benar, maka bidaknya harus kembali pada posisi semula sebelum ia melempar dadu.
Begitu dan seterusnya untuk pemain-pemain berikutnya. Jika bidak pemain berhenti pada pada kotak yang dilewati ekor ular maka bidak pemain tersebut harus turun sampai pada kotak yang dilewati kepala ular. Jika bidak pemain tersebut berhenti pada ujung bawah tangga dan ia dapat menjawab dengan benar soal yang ada pada kotak tersebut maka ia dapat naik sampai ujung atas tangga. Dan jika tidak dapat menjawab dengan benar maka bidak pemain tersebut harus kembali pada posisi sebelum melempar dadu. Begitu dan seterusnya untuk setiap pemain menjalankan bidaknya. Pemenang adalah pemain yang bidaknya dapat mencapai puncak ular tangga terlebih dahulu. Peran guru di sini adalah menjadi wasit dalam permainan dan pemegang kunci jawaban soal. Untuk meningkatkan motovasi siswa guru akan memberikan hadiah sederhana yang bermanfaat untuk siswa.
Berdasarkan pengalaman yang sudah dilaksanakan penulis melalui permainan ular tangga pada kelas VII di SMP negeri 6 taman diperoleh bahwa motivasi belajar siswa meningkat ditunjukan dengan antusias siswa mengerjakan soal yang ada pada kotak papan ular tangga. Di samping itu siswa juga merasa senang karena mereka belajar sambil bermain sehingga mereka tidak jenuh dengan pelajaran matematika. Karena motivasi yang meningkat berakibat pada peningkatan nilai ulangan harian pada KD tersebut. (btj2.1/lis)
Guru SMP Negeri 6 Taman