RADARSEMARANG.COM, DI dalam pelajaran kimia, ada istilah unsur dan senyawa. Senyawa merupakan gabungan dari unsur-unsur dengan perbandingan tertentu yang terbentuk melalui reaksi kimia. Nama beberapa senyawa awalnya didasarkan pada beberapa hal, misalnya sifat, tempat atau penemunya. Garam natrium sulfat (Na2SO4) dinamakan Garam glauber karena ditemukan oleh J.R. Glauber ( Endang,2013:196). Namun, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, perlu ada cara untuk memberikan nama yang lebih mudah diingat dan dipelajari.
Proses pembelajaran kimia pada materi tatanama senyawa anorganik (KD 3.9) di kelas X SMA Negeri 1 Sukorejo dijumpai permasalahan yang menghambat kelancaran proses belajar dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Saat pembelajaran berlangsung, peserta didik merasa kesulitan dalam memahami materi yang diberikan, sehingga terkesan tidak tertarik pada pembelajaran, atau sikap yang cenderung melakukan aktivitas lain yang lebih menarik perhatian mereka.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Salah satu upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan aktivitas belajar peserta didik adalah menggunakan media pembelajaran. Menurut fungsinya, media dapat berbentuk alat peraga dan sarana serta alat praktikum Tetapi dalam keseharian kita tidak terlalu membedakan antara alat peraga dan sarana. Alat peraga atau sering disebut audio visual adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu pendidik agar proses belajar mengajar peserta didik lebih efektif dan efisien (Sudjana, 2013 : 99 )
Media atau alat peraga ini dapat digunakan secara efektif dan efisien untuk belajar tatanama senyawa anorganik secara konkrit dan menyenangkan bagi peserta didik.
The More The Winner Game merupakan suatu permainan yang didesain seperti permainan kartu sembunyi (hidden cards game) yang menggunakan playing cards (kartu remi) yang bisa dimainkan minimal dua anak atau beregu. Sedangkan The More The Winner Game menggunakan kartu-kartu bertuliskan rumus ion beserta namanya baik ion positif (kation) maupun ion negatif (anion) atau penulis sebut Ionic Cards. Masing-masing kartu bertuliskan satu rumus ion beserta namanya.
Prosedur permainannya dimodifikasi dari game aslinya, yaitu permainan kartu sembunyi. Peserta didik dalam satu kelas dijadikan 8 kelompok yang beranggotakan 4 atau 5 orang. Dari 8 kelompok tersebut dibagi menjadi 2 grup. Kelompok-kelompok dalam grup harus bersaing untuk mengumpulkan pasangan Ionic Cards yang membentuk rumus dan nama senyawa-senyawa anorganik. Pasangan bisa lebih dari 2 Ionic Cards. Kelompok yang mendapat pasangan terbanyak merupakan pemenang. Pemenang pada grup pertama, bersaing lagi dengan pemenang dari grup lain, sehingga diperoleh satu kelompok pemenang atau the winner.
Melalui The More The Winner Game peserta didik dapat belajar dengan melakukan permainan sebagai alat latihan soal (evaluasi) sehingga peserta didik akan merasa senang dan tertarik dengan proses pembelajaran tersebut dan pada akhirnya lebih mudah memahami materi dan meningkatkan prestasi belajarnya baik pada ranah pengetahuan maupun ketrampilan. Selain itu juga dapat membentuk karakter peserta didik untuk memiliki sikap kerjasama tim (teamwork), aktif, kreatif dan inovatif. (bw1/zal)
Guru Kimia SMAN 1 Sukorejo, Kendal