RADARSEMARANG.COM, HASIL belajar ialah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2006).
Berdasarkan pengamatan di kelas 1 SDN Pakem 02, hasil belajar IPS siswa masih rendah. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena siswa belum memahami dan menguasai materi pelajaran khususnya dalam mendeskripsikan lingkungan rumah dengan kompetensi dasar menceritakan kembali peristiwa penting yang dialami sendiri di lingkungan keluarga. Jika dilihat dan pola pembelajaran selama ini, guru cenderung menggunakan metode yang monoton yaitu ceramah dan pemberian tugas sehingga siswa tidak memiliki kreativitas dalam proses pembelajaran. Untuk itu, guru dalam pembelajaran perlu menggunakan kolaborasi beberapa media dalam satu pembelajaran agar siswa aktif dalam setiap proses pembelajaran berlangsung. Upaya guru sekolah dasar (SD) untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya dengan menerapkan metode group investigation.
Maryani dan Fatmawati (2015) menyatakan bahwa metode group investigation merupakan salah satu metode pembelajaran, di mana semua siswa yang terlibat dalam suatu kelompok dituntut merencanakan suatu penelitian. Bukan hanya merencanakan suatu penelitian saja, melainkan juga mampu merencanakan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi.
Langkah–langkah dalam menerapkan metode group investigation yaitu, a) guru melakukan pembagian siswa–siswa di dalam kelas. Pembagian siswa tersebut dimaksudkan ke dalam kelompok yang bersifat heterogen. b) Guru perlu memberikan penjelasan tentang tujuan dari pembelajaran ini dan tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok. c) Guru memanggil masing–masing ketua dalam kelompok. Setiap kelompok diberikan tugas sebanyak satu materi atau tugas yang berbeda dengan kelompok–kelompok yang lain. Kemudian, masing–masing kelompok membahas materi yang diberikan oleh guru. Pembahasan dilakukan secara kooperatif yang bersifat penemuan. Setelah selesai pelaksanaan diskusi kelompok, selanjutnya juru bicara dalam kelompok diminta untuk menyampikan hasil dari pembahasan yang dilakukan oleh kelompok. d) Di akhir pembelajaran, guru perlu membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah di bahas dalam kelompoknya (Widayati & Muaddab dalam Fatmawati, 2015).
Kelebihan metode group investigation (Setyaningsih, 2013), yaitu pembelajaran yang dilakukan dalam metode ini meminta siswa untuk berperan aktif dan komunikatif. Pembelajaran menekankan suasana untuk saling bekerja sama dan melakukan interaksi di antara siswa dalam kelompok. Siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi yang baik dan kondusif. Menumbuhkan motivasi dalam diri siswa, agar aktif dalam kegiatan proses belajar, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan pada tahap akhir pembelajaran. Tahap akhir dari pembelajaran ini yaitu melakukan presentasi dari hasil investigasi dari setiap kelompok.
Sedangkan kekurangan dari metode group investigation (Setyaningsih, 2013), yaitu siswa yang memiliki potensi dalam berpikir yang rendah, tidak begitu aktif di kelas dan dalam diskusi, menjadikan metode group investigation tidak dapat berjalan dengan baik. Siswa yang berperan sebagai anggota kelompok, belum tentu bersedia untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Hal tersebut disebabkan mereka hanya memberikan kepercayaan penuh pada ketua yang ada dalam kelompoknya. Teman yang memiliki daya pikir yang lemah, pada umumnya hanya bisa mengikuti teman dalam kelompok. Secara keseluruhan, melalui penerapan metode group investigation dinilai sangat efektif dalam mendongkrak hasil belajar IPS siswa kelas 1 di SDN Pakem 02. (kb3/ida)
Guru SDN Pakem 02 Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati