RADARSEMARANG.COM, Matematika adalah kunci dari semua pelajaran sains, baik itu fisika, ekonomi, akuntansi dan kimia. Semua pelajaran tersebut tidak akan dapat kita pahami tanpa mempelajari terlebih dahulu dasarnya yaitu matematika.
Namun yang jadi permasalahan sekarang adalah bahwa matematika merupakan pelajaran yang paling ditakuti oleh kebanyakan peserta didik. Masalah yang dihadapi oleh peserta didik terkait dengan proses belajar matematika, mulai buku yang kurang memadai, sarana prasarana yang kurang mendukung, dan yang paling sering adalah model pembelajaran yang monoton.
Hal yang dapat diterapkan dalam upaya melakukan pembelajaran matematika yang menyenangkan di SMA Negeri 3 Pemalang pada kelas XI salah satunya dalam pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran konstruktivis dapat dijadikan salah satu model pembelajaran yang menyenangkan, karena kemampuan peserta didik dapat tereksplor saat memahami suatu materi.
Kontruktivisme merupakan aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil kontruksi kita sendiri (Von Glaserfeld dalam Pannen dkk, 2001: 3). Di model pembelajaran ini, peserta didik diharuskan mencari sendiri dan membangun serta menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari, meski tetap tidak lepas dari pengawasan dan bimbingan guru.
Soal-soal yang diberikan pada model pembelajaran ini juga mendorong anak untuk melakukan kerjasama dengan teman yang lain. Misalnya dalam pembelajaran dengan materi matriks, peserta didik diminta untuk mencari determinan dan invers matriks sendiri dengan melihat materi matriks yang sudah dibuat.
Pembelajaran dengan model ini, merupakan pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam pemikiran peserta didik. Pengetahuan dikembangkan secara aktif oleh peserta didik, dan tidak diterima secara pasif oleh peserta didik di sekitarnya. Hal ini bermakna bahwa pembelajaran merupakan hasil dari usaha peserta didik itu sendiri, dan bukan hanya transfer dari guru. Pada model pembelajaran ini seorang guru tidak mengajarkan kepada peserta didiknya bagaimana menyelesaikan persoalan, namun mempresentasikan masalah dan mendorong peserta didik untuk menemukan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan permasalahan. Pembelajarn matematika dengan model konstruktivis mengharapkan setiap peserta didik harus mengkonstruksi atau membangun pengetahuannya sendiri dan mempunyai cara sendiri untuk mengerti serta mengetahui kekhasan dalam dirinya. Ini berarti peserta didik aktif berpikir, merumuskan konsep, dan mengambil kesimpulannya.
Pemberian tugas di rumah dengan pendekatan konstruktivis diharapkan dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memahami suatu konsep secara utuh. Pembelajaran matematika menggunakan model konstruktivis dalam pembelajaran, guru tidak lagi menduduki tempat sebagai pemberi ilmu. Tidak lagi sebagai satu-satunya sumber belajar. Namun guru lebih diposisikan sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa untuk dapat belajar dan mengkontruksi pengetahuannya sendiri (Hudojo, 1998;5-6). Guru hanya membantu agar informasi menjadi lebih bermakna dan relevan bagi peserta didik dengan menunjukan kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakan strategi-strategi yang dimilikinya untuk belajar. Di akhir pembelajaran, guru memberikan penguatan agar peserta didik SMA Negeri 3 Pemalang kelas XI memiliki konsep tentang determinan dan invers matriks yang dipelajari. (pai1/ton)
Guru Matematika SMA Negeri 3 Pemalang