29 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Belajar Sosiologi Lebih Menarik dengan Youtube dan JigSaw

Oleh: Suprianto, S.Sos.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Mata pelajaran Sosiologi dipandang oleh sejumlah peserta didik sebagai mata pelajaran yang membosankan. Model pembelajaran yang membosankan semakin membuat mata pelajaran ini kurang diminati oleh peserta didik

Untuk menumbuhkan ketertarikan peserta didik dalam pembelajaran sosilogi antara lain dengan strategi penggunaan media gambar baik foto maupun video atau film. Berkaitan dengan pembelajaran Sosiologi pada kelas X IPS SMA Negeri 1 Kemangkon, Purbalingga, untuk meningkatkan ketertarikan dan aktivitas dalam pembelajaran pada materi Perilaku Menyimpang: Faktor-faktor Penyebab Perilaku Menyimpang adalah dengan menggabungkan media tayangan youtube dan model pembelajaran jigsaw.

Youtube pada saat sekarang begitu popular yang dapat disaksikan melalui berbagai media terutama HP (smartphone). Youtube adalah sebuah situs web berbagi video yang memungkinkan pengguna mengunggah, menonton, dan berbagi video, (wikipedia.org). Melalui media youtube, peserta didik memperhatikan video dan menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya perilaku menyimpang, yang terdiri dari 4 faktor, yaitu: 1) Labelling, 2) Sosialisasi tidak sempurna, 3) Sosialisasi sub-budaya menyimpang, dan 4) perubahan sosial yang berlangsung cepat.

Sedangkan model pembelajaran kooperatif jigsaw, menurut Arends (1997) merupakan model pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada kelompok yang lain. Pendapat tersebut dijelaskan kembali oleh Anita Lie (2004:69) mengatakan bahwa, teknik mengajar jigsaw sebagai metode cooperative learning. Tujuan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah agar peserta didik lebih aktif dengan melatih kerja sama antarpeserta didik dalam kelompok, serta meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik terhadap pembelajarannya. serta dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik di kelas X SMA Negeri 1 Kemangkon, Purbalingga.

Pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, peserta didik dibagi menjadi dua anggota kelompok, yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Penerapan model pembelajaran tipe jigsaw dilakukan dengan membagi peserta didik dalam kelompok kecil atau disebut kelompok inti, beranggotakan empat peserta didik. Setiap peserta didik diberikan nomor dengan menempelkan di dada masing-masing peserta didik. Misalnya, nomor satu, dua, tiga, dan empat. Langkah selanjutnya adalah membagi materi yang sedang diajarkan, yaitu tentang Faktor-faktor Penyebab Perilaku Menyimpang. Kemudian masing-masing peserta didik dalam kelompok asal mendapatkan tugas/materi yang berbeda. Peserta didik dengan nomor dada sama mendapat tugas/materi yang sama pada masing-masing kelompok.

Tiap peserta didik menganalisa tayangan youtube dan membaca bagian materi yang ditugaskan. Setelah itu, anggota kelompok dengan nomor dada sama dan yang telah mempelajari tugas/materi yang sama bertemu dalam kelompok baru atau yang disebut dengan kelompok ahli untuk mendiskusikan tugas/materi mereka. Setelah selesai diskusi sebagai kelompok ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajarkan teman satu kelompok mereka tentang materi yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Kemudian pada sesi akhir, tiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusi, serta guru memberikan evaluasi dari apa yang disampaikan oleh peserta didik dengan melakukan tanya jawab. (pai2/ton)

Guru Sosiologi pada SMA Negeri 1 Kemangkon, Purbalingga


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya