RADARSEMARANG.COM, SALAH satu pelajaran di sekolah yang ikut berperan besar dalam kemajuan teknologi adalah bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan disiplin ilmu yang mempunyai sifat khas dibandingkan dengan disiplin ilmu lain. Oleh karena itu, kegiatan belajar dan mengajar bahasa Inggris seyogyanya tidak disamakan begitu saja dengan pelajaran lain. Karena peserta didik yang belajar bahasa Inggris itupun berbeda-beda kemampuannya. Maka kegiatan belajar mengajar haruslah memperhatikan kemampuan individu siswa.
Ada empat keterampilan yang harus dikuasai dalam bahasa Inggris yaitu Listening, Speaking, Reading dan Writing. Dalam menguasai empat keterampilan tersebut siswa harus menguasai unsur bahasa yang terdiri atas structure dan vocabularies. Belajar bahasa Inggris akan berhasil bila proses belajarnya baik. Salah satunya, melibatkan keaktifan peserta didik secara optimal. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan keberhasilan dan keaktifan siswanya.
Sampai sekarang ini, masih banyak siswa yang beranggapan bahwa bahasa Inggris merupakan pelajaran yang sulit dan menakutkan. Ini membuat minat belajar rendah, seperti orang yang kalah sebelum bertanding. Salah satu kesulitan yang penulis alami adalah bagaimana cara membelajarkan siswa untuk menulis teks. Pada umumnya siswa kurang mampu menulis teks bahasa Inggris tersebut secara koheren. Inilah fenomena kesulitan yang dialami oleh penulis didalam pembelajaran di sekolah.
Sebagian besar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kradenan Kabupaten Grobogan, mempunyai tingkat perhatian yang kurang terhadap pelajaran bahasa Inggris. Apalagi jika diberi pelajaran menulis, para siswa tersebut kurang antusias. Hal ini disebabkan, para siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan gagasannya. Lebih-lebih dalam menulis teks bahasa Inggris. Pada kompetensi menulis ini, guru telah mengajar dengan optimal sesuai dengan persiapan yang telah dibuat. Namun hasil tulisan teks bahasa Inggris siswa, jauh dari harapan. Ketika seseorang menulis suatu teks berarti dia melakukan interaksi dengan pembaca untuk mencapai suatu tujuan. Agar tujuan menulis seseorang bisa tercapai, maka tulisan tersebut harus dilandasi dengan langkah-langkah retorika atau sering disebut sebagai generic structure text.
Menurut Udin S Winataputra (1994:124-125) teknik mengajar diartikan sebagai cara khusus atau spesifik yang digunakan guru/siswa dalam melakukan suatu kegiatan belajar mengajar. Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (152-158) menyatakan bahwa mind mapping adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan. Mind mapping merupakan cara yang ideal untuk menulis atau mengingat presensi yang harus dilakukan karena dapat meringkas atau memuat gagasan-gagasan utama yang harus ditulis. Mind mapping sebagai suatu grafik atau diagram yang mempresentasikan ide-ide utama yang terdiri atas ide pokok yang akan dibahas dan sub-sub ide yang menjelaskannya. Sub-sub ide dalam mind mapping ini berupa kata atau frasa yang saling berhubungan. Biasanya ide utama diletakkan di tengah, sedangkan sub-sub ide dipancarkan dari ide utama dengan jari-jari. Ide-ide ini dapat diletakkan dalam lingkaran, kotak, segitiga, atau bentuk lainnya.
Dengan menggunakan metode pembelajaran mind mapping untuk materi menulis teks, siswa akan lebih mudah mengungkapkan ide dan akhirnya para siswa bisa menulis teks bahasa Inggris dengan baik. (ips2.2/ida)
Guru Bahasa Inggris SMAN 1 Kradenan