27.2 C
Semarang
Wednesday, 8 October 2025

Belajar Menulis Pantun dengan Model Make A Match

Oleh : Aniek Kurniawanti Murdianingsih S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, PEMBELAJARAN bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan Indonesia (Depdiknas:2006).

Pembelajaran menulis merupakan salah satu pembelajaran yang sangat penting. Menulis perlu diajarkan sejak dini agar siswa memiliki kompentensi yang sangat berguna bagi kehidupannya pada masa akan datang. Siswa mampu mengembangkannya untuk menghasilkan karya yang bermakna dan berguna bagi kehidupan. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa berfungsi untuk menyampaikan pesan atau berkomunikasi kepada pihak lain. Pentingnya kemampuan menulis bukan sekadar mengenai kemahiran menyusun kata-kata tetapi lebih terfokus pada cara mengungkapkan pikiran, pendapat, dan perasaan secara sistematis dalam bentuk tulisan sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
Salah satu kompetensi pembelajaran sastra di sekolah dasar adalah menulis pantun. Pantun merupakan salah satu karya sastra yang cocok diberikan untuk pembelajaran siswa sekolah dasar karena sudah sangat memasyarakat dalam kehidupan kita. Pantun sarat dengan nilai-nilai yang bermanfaat bagi siswa dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari- hari. Budaya berpantun telah menjadi budaya turun temurun bagi masyarakat Indonesia akan tetapi masih sedikit sekali orang yang melestarikan budaya berpantun. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam keterampilan menulis, guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi yang dimiliki seluas-luasnya sehingga peran siswa dalam proses pembelajaran akan benar-benar optimal. Hubungannya dengan pembelajaran sastra khususnya pantun, diperlukan keterampilan menulis sesuai dengan kaidah-kaidah pantun.

Permasalahan yang dialami siswa dalam pembelajaran menulis pantuan antara lain dalam pemilihan kata/diksi masih rendah, keterampilan dalam menentukan sampiran dan isi belum optimal, belum sering latihan, keterampilan dalam menyusun pantun sesuai tema belum optimal, dan masih belum bisa menyusun pantun sesuai tema.

Untuk meningkatkan keterampilan menentukan sampiran dan isi pantun pada siswa kelas VI SD Negeri Sidalang 01 Kecamatan Tersono Kabupaten Batang, penulis mencoba menggunakan salah satu model pembelajaran cooperative learning yaitu model Make A Match.

Persiapan yang dilakukan guru dalam pembelajaran menulis pantun dengan model Make A Match untuk menarik perhatian siswa dengan membacakan pantun jenaka. Langkah pembelajarannya, pertama, guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi sampiran pantun dan bagiannya lagi berisi isi pantun. Kedua, setiap siswa mendapat satu buah kartu (bisa berupa sampiran/isi). Ketiga, tiap siswa memikirkan sampiran/isi pantun dari kartu yang dipegang. Keempat, setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (sampiran dan isi). Kelima, siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. Keenam, setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. Terakhir, ketujuh, siswa membuat pantun.

Pembelajaran menulis pantun dengan model Make A Match dapat meningkatkan keterampilan menentukan sampiran dan isi pantun pada kelas VI SD Negeri Sidalang 01 Kecamatan Tersono Kabupaten Batang. (ips2.2/ida)

Guru Kelas VI SD Negeri Sidalang 01, Kecamatan Tersono


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya