RADARSEMARANG.COM, Sebuah ide kreatif seorang guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sangat diperlukan untuk dapat mengubah situasi pembelajaran yang menarik dan efektif sekaligus dapat mengajak siswa lebih aktif. Di era globalisasi banyak persoalan-persoalan yang muncul salah satunya harus diantisipasi dengan inovasi-inovasi terhadap model pembelajaran dan media pembelajaran.
Ada juga stigma negatif masyarakat bahwa PAI dan Budi Pekerti adalah mata pelajaran yang tidak terlalu penting. PAI dan Budi Pekerti dirasa sangat salaf dan tidak perlu terlalu dipenting-pentingkan. Agama adalah urusan pribadi yang rapat dan sangat privasi. Sehingga mereka lebih memilih mengupayakan segala cara agar anaknya mendapatkan pendidikan eksakta lebih banyak (seperti memasukkannya di bimbel) dan sedikit waktu untuk Pendidikan Agama Islam.
Tentunya mereka belum menyadari bahwa pemikir kritis pendidikan meletakkan agama sebagai mercusuar utama dalam membelajarkan ilmu-ilmu lainnya lewat pendidikan karakter. Upaya pemerintah untuk menerapkan pembelajaran dalam K-13 sepertinya belum sepenuhnya dipahami oleh guru. Jika tidak cukup kompeten, tentu sangat membingungkan. Terlebih sistem ini memberikan kesempatan kepada semua guru untuk membelajarkan nilai-nilai keislaman. Sehingga guru harus tetap menguasai materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Masalahnya, tidak banyak guru yang bisa melakukannya. Guru sekarang lebih mementingkan nilai daripada makna yang terkandung di dalamnya. Dari penuturan beberapa guru, masalah selanjutnya adalah kurangnya minat siswa untuk belajar PAI dan Budi Pekerti. Bisa jadi sebab mapel ini dirasa tak semenantang matematika dan IPA. Mungkin karena PAI tidak di-UN-kan.
Masalah tersebut diatasi dengan adanya perbaikan kualitas pembelajaran agar dapat meningkatkan keaktifan, pemahaman dan hasil belajar siswa. Sebagai solusinya digunakan metode Card Sort. Metode Card Sort merupakan suatu kegiatan pembelajaran kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek, atau mengulang suatu informasi. Menurut Hamruni (2012) dimaksudkan mengajak peserta didik menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran. Metode Card Sort merupakan metode dimana guru menggunakan kartu indeks yang berisi bagian-bagian materi yang dimiliki siswa lain kemudian mendiskusikan secara kelompok sesuai kartu yang ia dapatkan. Hal ini bertujuan untuk mengingat kembali materi dan meningkatkan keaktifan siswa.
Metode Card Sort penulis yakini menjadi salah satu metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Negeri 2 Wonopringgo.
Guru mampu memvariasikan metode pembelajaran yang dalam hal ini adalah Card Sort. Metode Card Sort dalam pembelajaran menggunakan bentuk kartu sotir yang mengajak siswa untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran. Sehingga menumbuhkan ketergantungan positif, tanggungjawab individu, interaksi antarsiswa, keahlian bekerja sama, dan proses dalam kerja kelompok.
Variasi Card Sort diantaranya pertama, pemberian masing-masing siswa kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau lebih kategori. Kedua, mintalah peserta didik untuk berusaha mencari temannya di ruang kelas dan menemukan orang yang memiliki kartu dengan kategori sama.
Ketiga, biarkan siswa dengan kartu kategori sama menyajikan sendiri kepada yang lain. Keempat, saat masing-masing kategori sedang dipresentasikan, buatlah beberapa poin mengajar yang dirasa penting.
Metode Card Sort efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang hasil belajar mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti. Metode Card Sort dapat meningkatkan partisipasi siswa secara signifikan. Untuk itu sekolah harus mengedepankan upaya peningkatan hasil belajar siswa terutama dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti. Guru hendaknya senantiasa memperbaharui RPP dan menerapkannya dalam pembelajaran. (bp2/lis)
Guru PAI dan Budi Pekerti SMPN 2 Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan