27 C
Semarang
Tuesday, 24 June 2025

Pembelajaran Asyik Materi Perkembangbiakan pada Manusia dengan Google Classroom

Oleh : Siti Andriyani Kurniawan, S.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Munculnya Covid-19 mengharuskan terjadinya perubahan di berbagai bidang. Terutama dalam bidang pendidikan yang sampai sekarang masih belum diizinkan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menginstruksikan mengawali tahun pelajaran 2020/2021 dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk wilayah yang belum masuk kategori hijau. Pelaksanaan PJJ ada tiga cara yaitu pembelajaran daring, pembelajaran luring, dan kombinasi keduanya.

Menurut KBBI Kemendikbud, daring adalah akronim dari dalam jaringan. Artinya terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya (https://www.suara.com/news, diakses pada 13 Juli 2020). Jadi pembelajaran daring dapat diartikan pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan jejaring komputer dan internet, serta menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial. Sedangkan luring adalah akronim dari luar jaringan. Luring diartikan sebagai terputus dari jejaring komputer. Adapun jenis kegiatan yang dilakukan luring yakni menonton acara TVRI sebagai pembelajaran siswa sekolah juga mengumpulkan karya berupa dokumen.

Ada banyak media yang digunakan untuk pembelajaran daring. Berbagai platform sudah lama menyediakan jasa ini. Sebut saja misalnya Google Clasroom, Rumah Belajar, Edmodo, Ruang Guru, Zenius, Google Suite for Education, Microsoft Office 365 for Education, Sekolahmu, Kelas Pintar. Inilah yang disebut sebagai platform microbloging (Basori, 2013).

Pembelajaran IPA secara daring di SMP N 1 Doro Kabupaten Pekalongan pada siswa kelas IX semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021 pada KD Sistem Perkembangbiakan pada Manusia menggunakan aplikasi Google Classroom. Di samping merupakan metode pembelajaran baru yang membuat siswa tertarik, juga membuat guru lebih mudah dan dituntut untuk lebih kreatif dalam mengajar melalui daring. Salah satunya karena guru harus membuat beberapa topik dan mengisinya di Google Class tersebut. Misalnya absensi siswa, bahan ajar, presentasi, video dan penilaian.

Untuk presensi, siswa dapat mengisi presensi dengan mudah ketika mengikuti daring dengan mengklik saja sesuai form yang sudah ada. Kemudian untuk bahan ajar dalam bentuk modul atau berbagai macam teks bisa di-share di topik bahan ajar sehingga siswa dapat dengan mudah mempelajari melalui daring tanpa kesulitan harus mencari terlebih dahulu. Jika ada penekanan materi atau hal lain yang harus dikuasai oleh siswa maka guru membuat video yang dimasukkan ke dalam topik presentasi. Berbagai video pembelajaran yang dibuat guru atau dari link tentang pembelahan meiosis, pembelahan mitosis, alat reproduksi pria, alat reproduksi wanita dan berbagai kelainan pada Sistem Reproduksi pada Manusia bisa di-share di topik video yang membuat siswa seperti menonton film. Dengan video, peserta didik melibatkan alat-alat audio visual yang memungkinkan penyerapan materi pembelajaran lebih mudah. Berikutnya ketika guru akan mengambil penilaian baik tugas maupun dari penilaian harian yang di-share di Classroom tersebut. Guru dapat melihat tugas peserta didik secara real time dan menilainya, serta mengembalikan tugas mereka dengan feedback dan penjelasan yang detail. Guru juga dapat memanfaatkan kolom komentar untuk bertanya jawab dengan peserta didik.

Dengan menggunakan google classroom, guru bisa lebih mudah mengontrol pembelajaran, begitu juga dengan peserta didik merasa bersemangat, senang, asyik yang pada akhirnya hasil belajar jadi optimal. (bp2/ton)

(Guru IPA SMP N 1 Doro, Kabupaten Pekalongan).


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya