RADARSEMARANG.COM, PERMENDIKBUD nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah mengamanahkan sasaran pembelajaran mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pembelajaran matematika di SMA merupakan bagian dari penerima amanah tersebut. Untuk itu, guru sebagai fasilitator pembelajaran berupaya menyajikan pembelajaran yang mengarah terlaksananya amanah tersebut antara lain dengan menerapkan model-model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang dipelajari.
Pembelajaran statistika di SMA Negeri 1 Muntilan di masa pandemi ini dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi schoology yang dikolaborasi dengan model pembelajaran berbasis penemuan untuk menemukan konsep dan dilanjutkan dengan metode drill untuk menguatkan konsep yang ditemukan. Nana Sujana (2011:86) menyebutkan bahwa metode drill merupakan kegiatan melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dan bersungguh-sungguh dengan tujuan menyempurnakan keterampilan agar menjadi permanen.
Penerapan metode drill dalam pembelajaran matematika dapat dilakukan dengan berbagai macam cara sesuai kondisi siswa. Guru dibutuhkan dalam penyediaan bahan drill, karena guru memahami karakteristik soal yang tepat untuk penguatan. Guru dapat memilih sesuai tahapan berpikir siswa dan selanjutnya disajikan sesuai dengan kondisi yaitu dapat diwujudkan dalam aplikasi tertentu yang dipilih guru dan telah dikuasai siswa.
Pembelajaran matematika materi statistika di SMA Negeri 1 Muntilan menyajikan sajian materi dengan metode drill yang diunggah di aplikasi yang sudah dikuasai siswa yaitu schoology. Secara umum, metode ini dilakukan dengan persiapan, pelaksanaan, dan penutup. Guru melakukan tahapan persiapan yaitu mempersiapkan latihan soal sesuai tujuan yang akan dicapai. Tahapan ini mencakup penyajiannya dalam aplikasi yang dipilih yaitu penyajian di aplikasi schoology.
Penulis selaku guru matematika di SMA Negeri 1 Muntilan menerapkan metode ini dalam pembelajaran statistika dan disajikan dalam file pdf kemudian diunggah di aplikasi schoology. Selanjutnya tahapan pelaksanaan, sesuai jadwal pelajaran yang berlaku, namun guru mempunyai kewenangan penuh apakah sesuai jam pelajaran atau sampai batas waktu yang telah ditentukan guru yang bersangkutan. Tahap akhir adalah penutup, yaitu guru memberikan penegasan atas jawaban siswa.
Metode drill dalam pelaksanaannya dapat dikombinasikan dengan penilaian. Aplikasi schoology menyediakan fasilitas itu dan setelah siswa selesai mengerjakan yaitu siswa melakukan submit, maka nilai siswa dapat langsung diketahui. Penulis sering menggunakan metode drill ini, karena memiliki dampak positif pada penguasaan konsep. Hal ini ditunjukkan pada hasil penilaian yang diperoleh siswa setelah menguasai konsep, namun belum diberikan latihan soal yang bervariasi. Hasilnya lebih rendah, dibandingkan setelah diberikan latihan soal. Keterampilan siswapun lebih matang setelah diberikan latihan soal yang bervariasi. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Djamarah dan Zain (2006: 6) yaitu kelebihan metode drill adalah siswa memperoleh kecakapan mental seperti perkalian, pembagian, penjumlahan, pengurangan dan simbol-simbol. Namun demikian, Djamarah dan Zain (2006:6) juga mengungkapkan kelemahan metode drill yaitu dapat menimbulkan verbalistik. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan makna verbalistik yaitu dalam pengajaran atau pembelajaran siswa diajak untuk banyak menghafal.
Uraian di atas menggambarkan pembelajaran matematika pada materi statistika yang dilakukan penulis selaku guru matematika di SMA Negeri 1 Muntilan dan memberikan dampak positif dalam menguatkan konsep yang dipelajari siswa. Melihat kelebihan dan kekurangannya, dapat dijadikan referensi teman sejawat dalam pembelajaran materi yang lain. (fbs1/ida)
Guru SMAN 1 Muntilan